Sehat di Kala Pandemi, Yakop: Tak Hanya Soal Bisnis

    spot_img

    Baca juga

    spot_img

    Share

    Yakop berlatih di Dojo BFC. Foto: chi

    MATAHARI baru naik sepenggalan. Jam 08.15 WIB. Yakop Sutjipto sudah bersiap berolahraga. Ia mengenakan kaos hitam, dipadu setelan celana training. Rabu (14/10), pria 50 tahun ini sekaligus hendak berjemur matahari pagi.

    “Sambil olahraga lebih asyik,” katanya pada POSMETRO.CO. Ia memilih olahraga tinju.

    Setelan hitam-hitam kombinasi list merah yang digunakan Jakop serasi dengan kulitnya yang putih. Di bagian dada pada kaos yang digunakannya tertulis logo BFC. Ya, Yakop juga merupakan pemilik tempat kebugaran dan pusat beladiri Batam Fighter Club (BFC) Academy, Pasir Putih, Batam.

    Yakop mengeluarkan sarung tinju dari dalam tas. Ada handwrap juga. Warnanya serasi dengan kaos yang dipakai. Dominan hitam dengan kombinasi merah. Sarung tinju itu tak langsung dipakai. Ia biarkan terletak di atas tas dengan posisi terpapar cahaya matari pagi.

    “Harus peregangan dulu,” katanya. Ia memulai gerakan-gerakan pemanasan. Dari leher hingga kaki. Lalu, melakukan gerakan boxing tanpa tenaga. “Shadow boxing,” katanya. Gerakan itu wajib. Agar tak terjadi cidera otot maupun pergesaran sendi.

    Yakop memang tak muda lagi. Sudah setengah abad usianya, kini. Tapi, badannya masih bugar. Gerakannya lincah. Energik. Jab, straight, hook dan uppercut. Teknik pukulannya juga bagus.

    “Anda mungkin bukan atlet, tapi Anda wajib berolahraga,” katanya di sela-sela shadow boxing. Napasnya teratur. Tak terlihat ngos-ngosan. Ia sudah lama menekuni olahraga, khususnya jenis beladiri.

    “Saat pandemi Covid ini, olahraga salah satu cara untuk meningkatkan imun tubuh,” kata Ketua Wushu Batam ini. Ia berusaha mengajak masyarakat Kepri, khususnya Batam untuk giat berolahraga. Tentu saja, hal pertama yang diajak adalah keluarga.

    Berdasarkan kecintaannya pada seni beladiri itu pula, Yakop mendirikan BFC Academy di tengah-tengah Pandemi Covid-19. Dibuka, 5 September 2020 lalu. Ia mempercayakan putrinya, Vanny, untuk mengelola manajemen BFC Academy.

    “Banyak yang memandang sebelah mata, saya kok berani membuka ini (BFC Academy) sebagai bisnis? Apalagi di saat-saat pandemi seperti ini? Saya dapat apa?” kata Yakop saat istirahat minum.

    Ya, Yakop mengakui, saat ini, memang belum target pada profit bisnis. BFC Academy, kata dia, tak hanya soal bisnis.

    “Intinya, saya lebih mengajak masyarakat untuk hidup sehat. Jadikan beladiri sebagai gaya hidup. Sehat itu utama,” kata pria yang juga pemilik perusahaan penyalur tenaga pengamanan ini.

    Saat ini, BFC Academy beroperasi berdasarkan protokol kesehatan. Setiap sesi, siswanya dibatasi. Tak lebih dari 20 persen dari daya tampung. Yakop menyebut, member atau siswa diharapkan membawa peralatan masing-masing seperti handwrap dan glove boxing atau sarung tinju. Ini untuk menghindari perpindahan droplet. Jika siswa tak punya glove, manajemen BFC Academy menyediakan dengan sistem pinjam. Setelah pakai, langsung disterilkan dan dijemur.

    “Tapi, rata-rata siswa udah punya peralatan sendiri,” kata Yakop.

    Beroperasi sejak pagi, BFC Academy tutup pada pukul 21.00 WIB. Yakop, termasuk salah satu pelatih dari empat pelatih yang ada di BFC Academy. “Saya melatih siswa yang mengambil kelas boxing,” kata Yakop.

    Di luar dugaan, kata Yakop, ternyata saat ini tingkat kesadaran masyarakat untuk berolahraga sangat tinggi.

    “Mereka memilih olahraga beladiri sekaligus untuk bekal beladiri. Jadi dapatnya dua: sehat dan jago beladiri,” kata pria yang juga sebagai pengurus inti di Kickboxing Kepri ini.

    Yako menyebut, tingginya antusias masyarakat Batam untuk berlatih di BFC Academy karena banyak ahli kesehatan menyarankan berolahraga untuk meningkatkan imun tubuh.

    “Ini, kan, anjuran pemerintah juga untuk tetap rutin berolahraga,” sebut Yakop.

    Selain itu, dari telisik Yakop, member yang berlatih di BFC merasa puas karena fasilitas latihan yang lengkap dan bersih. Instrukturnya juga profesional. Berpengalaman dan berprestasi. Keunggulan itu yang menyebar dari mulut ke mulut. Siswa yang berlatih di BFC Academy menyampaikan informasi itu pada temannya. Informasi tentang keberadaan BFC Academy terus menyebar luas.

    “Selain itu, mungkin rame karena lagi promosi harga juga,” sebut Yakop tersenyum.

    Kendati menyadari member BFC Academy makin ramai, Yakop tetap mempromosikan pola hidup sehat via media sosial miliknya. Nyaris tiap hari, Yakop mengajak untuk menerapkan pola hidup sehat. Berolahraga. Berlatih beladiri.

    Sebagai orang yang pernah terjerumus pada dunia malam dan minuman, Yakop mengingatkan masyatakat Batam untuk tidak pernah tersesat pada pola hidup tak sehat. Yakop merasakan bahagianya hidup saat sudah menerapkan pola hidup sehat. Sudah enam tahun ini, Yakop menjalani pola hidup sehat. Belakangan, ia juga taat beribadah. Ya, seperti, “Preman Pensiun.”

    Mengajak masyarakat untuk berolahraga dan sehat, Yakop menjamin, operasional BFC Academy sudah menerapkan protokol kesehatan. Walau siswa yang datang tidak merasakan keluhan kesehatan, pengecekan suhu tubuh tetap diberlakukan. Bagian administrasi, selain mengabsen siswa yang datang, juga melakukan cek suhu tubuh dengan thermogun. Setelah dinyatakan suhu tubuh normal, member diharuskan mencuci kaki dan tangan dengan sabun di tempat yang disediakan sebelum masuk dojo (tempat latihan). Setelahnya, siswa baru dibimbing oleh instruktur.

    Jarak antar satu samsak ke samsak lainnya diatur sesuai jarak yang sudah ditentukan. Kedatangan siswa juga sudah diatur agar tak menumpuk di satu sesi. Tempat latihan juga luas. Walau berada di bawah atap, namun dojo tidak disekat dinding. Terbuka. Terpapar sinar matahari. Otomatis, sirkulasi udara juga sehat. Lokasi latihan terbagi tiga bagian. Di bagian pertama, siswa berlatih di atas bentangan matras. Ada samsak gantungnya juga. Di bagian lain, siswa bisa berlatih di oktagon MMA dan ring tinju. Selain di tiga bagian utama ini, siswa juga bisa jogging di halaman dojo. Di kelas pagi atau sore, siswa juga bisa berlatih sembari berjemur di halaman dojo seluas lapangan basket ini.

    Yakop merasa bahagia, di usianya yang mulai senja, bisa mewujudkan mimpinya punya tempat kebugaran. BFC Academy ini, bukan yang pertama. Tempat serupa juga sudah terlebih dahulu ada di kawasan Bengkong. Bernama BFC Training Center. Dojo di Bengkong, sebut Yakop, khusus menempa atlet. Sebagai pembina cabang olahraga Mixed Martial Arts (MMA) di Kepri, Yakop juga menyiapkan atlet-atlet MMA. Para atlet beladiri ini, berlatih di tempat yang sama, pada sesi yang beda dengan atlet lainnya dari cabor: wushu sanda, kickboxing dan jujitsu.

    “Karena pandemi, sementara belum ada pertandingan. Tapi, mereka, para atlet ini tetap punya jadwal latihan rutin,” sebut Yakop bangga sambil merinci prestasi yang sudah diraih atlet binaannya. Prestasi itu antara lain: medali dan sabuk MMA serta lolosnya dua atlet wushu sanda Kepri ke Pekan Olahraga Nasional.

    Sementara itu, untuk BFC Academy, kata Yakop, memang fokus untuk latihan member reguler.

    “Mereka latihan karena gaya hidup. Untuk sehat. Makanya, target utama latihan di BFC Academy adalah untuk kesehatan dan kebugaran plus bekal beladiri,” jelas Yakop.

    Untuk target profit dan bisnis? “Sementara, biarkan saja berjalan dulu. Yang penting masyakat Batam punya tempat dan fasilitas yang memadai untuk berlatih beladiri,” katanya. Ia yakin, kebaikan yang dibuat hari ini, akan bisa dipetik hasilnya oleh anak-anaknya kelak.

    “Saya ingin berharga untuk orang lain, terutama untuk keluarga dan anak-anak saya,” katanya.(chi)