Muhammad Ishak Ajak Calon Pemimpin Beri Kenyamanan Pada ASN, PTT dan THL

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    H Muhammad Ishak. Foto: mrs

    LINGGA, POSMETRO.CO: H Muhammad Ishak mengajak siapapun jadi pemimpin dapat memberikan kenyamanan bekerja kepada ASN, PTT dan THL. Hal itu sangat penting dan menjadi salah satu yang mesti dilakukan oleh siapapun yang menjadi pemimpin. Ini perlu dilakukan agar visi dan misi yang dibuat dapat diwujudkan dengan lancar.

    “Peran ASN itukan perencana sekaligus perencana sekligus juga sebagai pelaksana dan pengawas penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan. Untuk itu ASN harus berkerja profesional melalui pelayanan publik dan kebijakan serta harus bebas dari intervensi politik,” ungkap Muhammad Ishak melalui WhatsApp-nya ke media ini, Rabu (16/9).

    Dia mengaku, peran ini memang tidak gampang atau mudah, tapi harus dilakukan agar berbagai program yang telah direncanakan 5 tahun ke depan, selain harus diwujudkan dan yang terpenting lagi berdampak positif dan memberikan manfaat serta ada hasilnya bagi masyarakat dan daerah.

    “Kalau hanya membangun saja saya pikir banyak orang dapat melakukan, tapi bagaimana bisa menjalankan manajemen pemerintahan yang baik jika komunikasi dan silaturahim antar ASN, PTT dan THL kurang lancar,” ujar Ishak.

    Kata dia, ada saling curiga, rasa takut yang berlebihan (apakah takut di non job atau di pindah), berpuak-puak dan kepura-puraan. Bahkan ada istilah OK (orang kita) dan BOK (bukan orang kita).

    “Sebenarnya kumunikasi merupakan salah satu unsur yang terpenting dari manajemen,” kata pria yang juga alumni UHAMKA jkt, yang mengambil jurusan manajemen Sumber Daya Manusia.

    Menurutnya, jaminan memberikan rasa nyaman kepada ASN, PTT dan THL agar mereka ‘selesa’ bekerja di masing-masing OPD harus ada. Dengan adanya rasa nyaman, tentu akan timbul spirit, motivasi, kreatif dan inovatif.

    Selain kenyamanan, sambung dia, disiplin, rasa kebersamaan dan kekompakan juga harus lebih membudaya di Bunda Tanah Melayu, termasuk juga etika dan kesantunan antara ASN, PTT dan THL harus terus menerus di bangun.

    “Kita berharap jangan sampai terjadi di suatu daerah lain. Ada PTT dan THL memerintah dan mengatur ASN dan ada pula THL dan PTT di beri kuasa untuk mengatur ASN,” tuturnya.

    Dia mengaku dapat merasakan dan membandingkan saat ia masih sebagai ASN Pemkab Kepulauan Riau, walau sudah berlalu kurang lebih 20 tahunan yang lalu, ia bersama yang lain sudah terpisah dan berpencar kemana-mana tapi tetap merasakan silaturahmi dan rasa persaudaraan yang kuat.

    “Sekali-kali bila ketemu ada rasa kerinduan yang mendalam dan masih terus bercanda ria seperti dulu. Ini mungkin saja sebagai akibat saat masih sekantor dulu sudah terbentuk rasa persaudaraan dan kebersamaan yang tinggi,” cerita Ishak.

    Dia mengajak, Kabupaten Lingga Bunda Tanah Melayu ini harus di bangun selain dengan niat yang tulus ikhlas juga dengan kerja keras dan kebersamaan yang tinggi.

    “Ikatan persaudaraan dan kebersamaan harus terus menerus di bangun di kalangan ASN, PTT dan THL, termasuk hubungan yang harmonis dengan para pihak dan masyarakat,” paparnya.

    Keberhasilan pembangunan, memang sangat tergantung dari peran dan kepiawaian dari para pemimpin dalam me manage bawahannya, tetapi sangat tergantung sekali dari semangat dan dedikasi dari para pembantunya dalam memahami dan menjalankan tugas serta fungsi untuk berbuat maksimal.

    “Kita baru merasakan telah berbuat kalau hasil yang kita buat dapat memberikan manfaat yang baik kepada orang lain dan masyarakat. Kalau masih belum dirasakan baik dan manfaat bagi orang lain dan masyarakat, sama saja kita belum berbuat atau sama saja kita mati,” tukasnya.(mrs)