BATAM, POSMETRO.CO : Berbagai cara dilakukan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk menjaga kebutuhan air baku di sejumlah waduk di Kota Batam. Pembersihan eceng gondok di Dam Duriangkang, misalnya. Berdasarkan penelusuran, di dam Duriangkang ada sekitar 180 hektare yang ditumbuhi eceng gondok.
Manajer Air Baku BP Batam, Hadjad Widagdo, mengatakan saat ini sekitar 30 hektare eceng gondok yang sudah dibersihkan.
“Kalau Untuk menyikat eceng gondok secara keseluruhan, diperlukan waktu sekitar 15 bulan lagi,” kata Hadjad, Kamis (10/9).
Eceng gondok dibersihkan dengan menggunakan mesin yang diproduksi di Jerman. Mesin itu bernama harvester.
“Dalam sehari rata-rata 6 ribuan meter persegi area di Dam Duriangkang dibersihkan dari eceng gondok,” katanya.
Pun untuk mempermudah pekerjaan, pihaknya memasang pengahalang apung atau floating barrier sepanjang 200 meter.
Floating barrier ini berfungsi sebagai penahan eceng gondok agar tidak keluar dari pembatas.
“Saat angin kencang pembatas kita buka agar keluar ke area yang telah kita tentukan,” timpalnya.
Hadjad melanjutkan, memang banyak kendala yang ditemukan di lapangan. Diantaranya, banyaknya bubu atau jaring apung yang dipasang para nelayan di tengah waduk. Bahkan ada nelayan yang memotong floating barrier agar perahunya bisa lewat.
Pihaknya tak segan-segan melaporkan kasus pengrusakan aset negara tersebut.
Selain itu, keberadaan kebun liar dan limbah domestik juga mengancam daerah tangkapan air (DTA) waduk.
Karena itulah, pihaknya berencana menjadikan waduk-waduk di Kota Batam masuk dalam objek vital nasional (Obvitnas).
“Jadi setiap tindakan yang mengancam keberlangsungan waduk dapat ditindak tegas oleh aparat kepolisian,” tambahnya.
Terpisah, BP Batam juga menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa hujan buatan bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menjaga kebutuhan air baku di kota Batam. (cnk/adv)