Mengintip Teknologi yang Digunakan Dalam Pengoperasian IPAL di Batam

    spot_img

    Baca juga

    Semua Warga Bintan yang Rumahnya Tak Layak Huni, Berhak Dapat Bantuan RTLH

    BINTAN, POSMETRO: Pemerintah Kabupaten Bintan, berusaha semaksimal mungkin memberikan...

    Masih Suasana Syawal, BP Batam Menggelar Halal Bihalal Bersama Forkopimda

    BATAM, POSMETRO: Masih dalam suasana bulan Syawal, Badan Pengusahaan...

    Modena Memperkenalkan Cooker Hood AX Series

      >>> Untuk Pengalaman Memasak Lebih Modern BATAM, POSMETRO.CO : Modena,...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Bangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), di Bengkong Sadai, kini jadi percontohan di Indonesia.

    Karena IPAL yang dibangun oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan, PT Hansol, mengolah air limbah rumah tangga yang kemudian menghasilkan air bersih dan pupuk kompos.

    Pengerjaan Proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) telah mencapai 93,8 persen untuk Waste Water Treatment Plan (WWTP) Bengkong Sadai, dan 30 persen untuk sambungan rumah.

    Saat ini sudah ada 43 perumahan yang terpasang pipa IPAL, dan terhubung langsung dengan pusat pengolahan di bengkong Sadai.

    Pada Tahap I ini BP Batam menargetkan 11 ribu sambungan rumah, terhubung dengan pusat pengolahan limbah.

    Rumah-rumah yang telah terhubung pipa IPAL nantinya tidak lagi membutuhkan saptic tank, karena limbah domestik masyarakat akan langsung terkoneksi ke pengolahan air limbah melalui pipa sambungan.

    Limbah domestik masyarakat, akan mengalir di pipa secara gravitasi menuju stasiun pompa. Saat ini, ada 5 stasiun pompa yang dibangun di Batam.

    Dari stasiun pompa akan didorong ke WWTP Bengkong Sadai untuk diolah menjadi pupuk dan air baku.

    Limbah yang masuk ke WWTP akan dinetralisir di Food Chain Reactor (FCR), menggunakan bakteri yang akan memakan zat pencemar dalam air limbah.

    Dari bangunan FCR limbah akan dialihkan ke bangunan sedimentasi untuk pengendapan limbah yang telah diolah, limbah yang telah diendapkan akan kembali dipisah dan di netralisir menggunakan teknologi deodorization untuk menghilangkan bau.

    Pengolahan limbah domestik ini akan menghasilkan 230 liter air bersih per detik, dan 18 m2 air pupuk kompos. limbah yang berbentuk pupuk akan diolah kembali di gedung pengolahan pupuk dan dikemas untuk penghijauan di Batam.

    Memang,  sebelumnya, aturan DED menetapkan air bersih bekas pengolahan limbah akan dibuang ke laut. Setelah pertimbangan dan perancangan matang, air bersih tersebut direncanakan dapat dimanfaatkan bagi kawasan Industri dan rumah tangga, artinya menambah sumber air baku di Batam. (cnk/adv)