WWTP IPAL di Bengkong Sadai jadi Percontohan di Indonesia

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...

    AKP Siwanto Eka Putra: Dari Rumah Tahfidz Ini akan Lahir Calon Imam Imam Besar

    BATAM, POSMETRO: Wujud mengabdikan diri kepada masyarakat, AKP Siwanto...
    spot_img

    Share

    Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bengkong Sadai. (Posmetro.co/ist)

    BATAM, POSMETRO.CO: Bangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bengkong Sadai, kini jadi percontohan di Indonesia. Karena IPAL yang dibangun oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan, PT Hansol, mengolah air limbah rumah tangga yang kemudian menghasilkan air bersih dan pupuk kompos.

    “Lewat jaringan perpipaan, dan lima unit stasiun pompa,” ujar Manajer Pengolahan Air Limbah, Badan Fasling, BP Batam, Iyus Rusmana, Rabu (22/7).

    Iyus menyebut, skemanya, air limbah rumah tangga akan disalurkan terlebih dulu menuju stasiun pompa melalui jalur perpipaan yang terpasang di rumah-rumah. Saat ini baru perumahan di kawasan Batam Center saja yang dipasangi jaringan perpipaan.

    “Nantinya kita akan bangun IPAL ini di tujuh titik Kota Batam,” tambahnya.

    Lanjut Iyus, air limbah rumah tangga yang tertampung dalam stasiun pompa, kemudian dipompakan langsung menuju bangunan WWTP untuk diolah.

    Lokasi pembangunan IPAL sendiri, dibangun empat fasilitas pengolahan limbah, yaitu gedung administrasi, bangunan FCR, deodorization, dan pengolahan pupuk. Sesampainya di WWTP, air limbah ditampung dalam bangunan FCR setinggi kurang lebih 6 meter. Di sana lah air limbah akan dinetralisir dengan menggunakan bakteri.

    “Bakteri itu akan memakan zat pencemar dalam air limbah, kemudian akan kita olah dengan hasil air bersih 230 liter per detik dan pupuk kompos 18 m² per harinya,” kata Iyus.

    Memang, sebelumnya, aturan DED menetapkan air bersih bekas pengolahan limbah akan dibuang ke laut. “Setelah pertimbangan dan perancangan matang, air bersih tersebut direncanakan dapat dimanfaatkan bagi kawasan industri dan rumah tangga, artinya menambah sumber air baku kita,” tutupnya.(adv)