POSMETRO.CO Metro Kepri Lingga

Mangsa 5 Kambing dan Ayam, Buaya Ditangkap Pakai Kail

Warga melihat buaya berukuran 3,6 meter yang sudah diikat warga Keton. (Posmetro.co/mrs)

LINGGA, POSMETRO.CO: Seekor buaya betina berukuran 3,6 meter ditangkap Satgas Penanganan Satwa Liar, Desa Keton pada Jumat (5/6) malam. Predator rawa itu berhasil ditangkap setelah memakan kail yang dipasang petugas di Sungai Keton.

Kasi Pemeliharaan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lingga, Sanusi menuturkan, penangkatan predator rawa tersebut bermula saat 00.00 WIB. Pada Jumat malam itu kail dipasang pakai umpan ayam.

“Memang di Desa Keton Kecamatan Lingga Timur buaya cukup meresahkan masyarakat setempat, maka Satgas Pengamanan Satwa Luar yang sudah dibentuk melakukan penangkapan,” ungkap Sanusi, Sabtu (6/6).

Penangkapan dilakukan dengan cara dipancing, memasang perangkap dan memasang jaring. Sejumlah ternak masyarakat sudah banyak dimangsa predator ganas tersebut.

“Berdasarkan kabar yang saya dapatkan, ayam dan kambing kerap menjadi mangsa buaya, membuat masyarakat sangat khawatir membuat satgas memburu satwa yang dilindungi itu,” ucapnya.

Sanusi juga menyebutkan, ada 3 ekor buaya yang menjadi buruan satgas, satu ekor sudah ditangkap, dua masih diburu.

“Sementara buaya betina yang sudah ditangkap itu dimasukkan dalam penangkaran yang ada di Desa Keton. Kami juga sudah memberi tahu tim yang ada di Batam terkait satwa liar ini, maka kami amankan dulu di penangkaran,” terangnya.

Dijelaskan, saat ini masyarakat sudah resah dan ketakutan karena buaya sudah masuk wilayah aliran Sungai Keton. Aliran sungai tersebut merupakan keluar masuk nelayan menjaring udang menuju laut.

Kepala Desa Keton, Mohammad Rais membenarkan adanya penangkapan buaya di desanya. Katanya masyarakat sudah 2 bulan terakhir ini resah, dengan kehadiran 3 ekor buaya yang sudah banyak memangsa ternak milik masyarakat.

“Kambing peliharaan warga sudah lima ekor dimangsa, kalau ayam sudah tidak terhitung lagi. Maka warga sekarang sangat khawatir sekali kehadiran predator pemangsa itu, takutnya anak-anak juga menjadi ancaman,” jelasnya, Minggu (7/6).

Menurut dia, memang buaya rawa tersebut naik ke darat ketika air laut naik pasang. Ketika di sore hari dan malam, dia sangat khawatir takutnya predator pemangsa tersebut menyerang masyarakat ketika tanpa disadari.

“Tempatnya di Derake Hilir Sungai Keton, ketika air laut naik pasang buaya mulai menyusuri sungai mencari mangsa, membuat ternak warga menjadi korban atau mangsa,” sebutnya.

Dia bersyukur sekali petugas atau satgas kerap melakukan pemantauan di area sungai takutnya buaya membahayakan warga. Bahkan sampai dilakukan penangkapan dengan cara dikail, membuat perangkap atau jerat dan memasang jaring di area yang kerap dilalui buaya.

“Masyarakat kita sebagian bekerja sebagai nelayan tradisional, dengan menggunakan sampan menyusuri Sungai Keton, sedangkan sampan yang digunakan kecil. Memang laut menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat Desa Keton, yang kerap ke laut menyusuri sungai menuju laut,” tukasnya.(mrs)