Bertahan Hidup di Tengah Covid-19, Dagangan Dijual Murah

    spot_img

    Baca juga

    Gubernur Ansar Buka MTQ ke XVI Tingkat Kabupaten Karimun

    KEPRI, POSMETRO: Disambut meriah oleh ribuan masyarakat, Gubenur Kepulauan...

    Dewi Ansar Hadiri Halalbihalal di Kijang

    KEPRI, POSMETRO: Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi...

    Pertemuan Hangat Gubernur Kepri dan Pangkogabwilhan I di Momen Idul Fitri

    KEPRI, POSMETRO: Dalam suasana yang penuh keakraban, Gubernur Kepulauan...
    spot_img

    Share

    Karyono, pedagang pakaian jadi. (Posmetro.co/maz)

    NATUNA, POSMETRO.CO: Karyono (42) warga Pekalongan, Jawa Tengah ini harus menahan kerinduan untuk berkumpul dengan anak istri di bulan puasa tahun tahun ini. Pasalnya ia sudah 1 tahun merantau berjualan pakaian jadi.

    Dikatakan Karyono, hampir seluruh wilayah di Kepulauan Riau (Kepri) sudah disinggahi, seperti Tanjungpinang, Karimun, Bintan dan Natuna.

    Kini, ia sudah 4 bulan berjualan di Kabupaten Natuna, dan ingin pulang kampung. Rencana bapak dua anak ini pupus setelah tak ada kapal Pelni yang berlayar, baik menuju Natuna maupun ke luar Natuna.

    Untuk bertahan hidup di Natuna Karyono menjual dagangan dengan harga murah. Harga pakaian biasa dijual 50 ribu per lembar kini dijual 40 ribu, bahkan ada yang dijual di bawah 40 ribu.

    Karyono mengaku sejak mewabah pandemi Virus Corona, sangat berdampak pada omzet pendapatannya.

    “Dampak ini sudah terasa awal Maret 2020 lalu. Sekarang, untuk bertahan hidup, mau tak mau dagangan dijual murah. Kalau dijual seperti harga biasa, tak laku,” keluh Karyono kepada POSMETRO.CO, di Ranai, Kamis (23/4).

    Tak bisa balik kampung atau bertahan di Natuna sebut dia berimbas kepada biaya hidup yang semakin tinggi.

    “Bagaimana tak tinggi, semua kebutuhan di sini dibeli semua, tempat tinggal disewa. Ditambah lagi biaya anak istri di Jawa sana. Artinya dapur kita sudah dua,” kata dia.

    Karyono berharap semoga dalam waktu dekat ini ada Kapal Pelni yang melayani penumpang dari Natuna ke Pelabuhan Pontianak-Surabaya atau ke Tanjung Priok.

    “Keinginannya agar cepat pulang. Anak-anak juga sudah rindu untuk berkumpul. Apalagi di bulan puasa ini. Semoga ada kapal dalam waktu dekat ini,” harap dia.

    Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Natuna, Iskandar DJ menyampaikan, untuk sementara waktu Kapal Pelni KM Bukit Raya tak berlayar ke Natuna.

    Hal ini sebut Iskandar Dj, menyusul adanya surat permohonan Bupati Natuna kepada Dirjen Perhubungan Laut setelah berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Covid-19.

    “Mulai tanggal 19 April 2020, Kapal Bukit Raya untuk sementara waktu tidak akan masuk Natuna, sementara untuk kapal kargo dan Tol laut akan tetap melayani ke Natuna untuk memasok kebutuhan sembako,” ungkapnya.

    Tak berlayarnya KM Bukit Raya ini, katanya untuk memutus dan pencegahan penyebaran Virus Corona di Kabupaten Natuna.

    “Dengan berhenti berlayar sementara KM Bukit Raya ini semoga penyebaran Virus Corona bisa dicegah,” kata Iskandar Dj.(maz)