Musim Corona, Gas Melon “Sembunyi”, Pedagang Jual Rp 32 Ribu

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...
    spot_img

    Share

    Ilustarasi pekerja menurunkan gas melon dari atas lori. (Posmetro.co/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO: Di tengah pandemi coronavirus Disease (Covid-19), keberadaan tabung gas ukuran 3 kilogram malah sulit dicari. Diduga hal ini dimanfaatkan pedagang nakal dengan menjual isi ulang tabung gas melon Rp 32 ribu. Padahal harga eceran tertinggi (HET) masih Rp 18 ribu.

    Tentu saja hal ini sangat memberatkan konsumen. Apalagi di saat pandemi corona, pendapatan warga berkurang drastis. Bahkan gas ini sudah termasuk kebutuhan utama di saat warga memilih berdiam di rumah.

    “Jika gas kosong, kita tidak tahu mau ngapain di rumah. Jika tidak masak, kita takut beli makanan di luar karena virus corona. Lagian kebanyakan pedagang memilih tutup,” ucap Hengki, warga Tembesi, Sagulung.

    Menurut Hengki, Senin (13/4) malam, di Komplek Perumahan Citra Laguna, Perumahan Bumi Sakinah dan Perumahan Buana Impian sudah tidak ada gas melon lagi.

    “Sudah ada sekitar 7 grosir yang saya datangi, tapi mereka mengatakan gas kosong,” tutur pria warga Perumahan Citra Laguna ini.

    Ia akhirnya memilih mencari gas di pinggiran jalan Trans Barelang. Tepatnya di depan Lapas Barelang, ia melihat ada pedagang yang menjual gas ukuran 3 kilogram.

    “Tabung gas itu ditindikan. Saat saya mau beli, pedagangnya langsung mengatakan bahwa gas jualanya mahal, yakni Rp 32 pertabung,” ucap Hengki.

    Mendengarnya, sontak ia terkejut. Namun ia tak mendapat pilihan lain, dengan terpaksa membeli 1 tabung gas itu.

    “Dari rumah, saya sudah ambil dua tabung gas. Tiba di warung pinggir jalan itu, saya berpikir dua kali untuk beli 2 tabung gas,” sebutnya lagi.

    Menurut Hengki, harga Rp 32 ribu itu sudah tidak wajar lagi. Seharusnya, pedagang tak sesuka hatinya menaikkan harga.

    “Mohon pak pedagang nakal seperti ini di pantau, bila penting mereka dikasih shock terapi supaya tidak sesukanya buat harga,” tutupnya.

    Loren, warga Tanjunguncang, Batuaji menyebut gas melon sulit ditemukan. Jika pun ada, ia mendapatkannya dari orang ke orang. Tentu harga gas tersebut sedikit lebih mahal.

    “Jika dari agen Rp 18 ribu, maka di lapangan kita beli Rp 20 ribu. Harga ini pun masih standart menurut saya, sebab ada juga pedagang yang jual Rp 22 ribu hingga Rp 25 ribu per tabung,” tutupnya.(jho)