IPAL Sehatkan Lingkungan, Derajat Kesehatan Masyarakat Meningkat

    spot_img

    Baca juga

    Masih Suasana Syawal, BP Batam Menggelar Halal Bihalal Bersama Forkopimda

    BATAM, POSMETRO: Masih dalam suasana bulan Syawal, Badan Pengusahaan...

    Modena Memperkenalkan Cooker Hood AX Series

      >>> Untuk Pengalaman Memasak Lebih Modern BATAM, POSMETRO.CO : Modena,...

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO: Proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Waste Water Treatment Plant (WWTP), yang tengah dikerjakan BP Batam terus digeber.

    Hingga akhir tahun 2019 lalu, progres pengerjaannya sdah mencapai 78,2 persen dan diprediksi bakal rampung pada bulan Desember 2020 mendatang. Pembangunan IPAL sangat diperlukan karena diyakini memberi manfaat besar, di antaranya menyehatkan lingkungan khususnya permukiman dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Batam.

    “Kami berharap masyarakat dapat menjadi lebih produktif dengan sistem pengelolaan air limbah permukiman yang dibangun saat ini. Tentunya pembangunan IPA ini sangat ramah lingkungan, estetika lingkungan meningkat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan Limbah BP Batam Iyus Rusmana, di Bida Marketing BP Batam, Batamcentre, baru-baru ini,

    Iyus mengatakan, pembangunan IPAL ini memang sangat diperlukan. Mengingat, saat ini Batam tidak lagi memiliki kemampuan mengolah limbahnya sendiri. Apalagi, jumlah limbah domestik dari aktivitas mandi, cuci, kakus terus bertambah setiap hari seiring pesatnya pertumbuhan penduduk Batam.

    Pembangunan IPAL ini juga sebagai bentuk pengamanan waduk dari limbah domestik, penataan sanitasi pemukiman penduduk dan penyehatan lingkungan permukiman, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Batam.

    “Kami berharap masyarakat dapat menjadi lebih produktif dengan sistem pengelolaan air limbah permukiman ini. Tentunya pengolahan air yang ramah lingkungan, serta estetika lingkungan juga ikut meningkat,” katanya.

    Ia mengungkapkan ada beberapa proyek IPAL yang dikerjakan. Salah satunya IPAL Bengkong Sadai yang dibangun di atas lahan sekitar 7 hektare. Proyek pembangunan IPAL ini dibiayai dari dana dukungan Pemerintah Korea Selatan melalui pinjaman lunak (soft loan) Economic Development Coorperation Fund (EDCF) sebesar USD 43 juta.

    “Kita prediksi akhir tahun 2020 akan rampaung,” sebut Iyus. Sejauh ini, IPAL Bengkong Sadai ini akan memiliki kapasitas 20.000 meter kubik per hari atau 230 liter per detik. Sementara, kompos yang bisa dihasilkan sebanyak 18 kubik per hari.

    Keberadaan IPAL ini, Iyus melanjutkan, menjadi prioritas BP Batam. Proyek IPAL sebelumnya yang dibangun pada 1995 hanya memiliki kapasitas sebesar 33 liter per detik.

    “Kami ada upgrade sekitar 8 kali dari sebelumnya. Nantinya pupuk atau kompos dari IPAL ini bisa digunakan untuk penghijauan hutan kota, taman kota, dan taman-taman lingkungan,” ungkapnya.

    Selain pembangunan IPAL, pihaknya juga telah melakukan pemasangan pipa dan sukses melakukan pemasangan 11.000 sambungan rumah. Dengan panjang sambungan mencapai 500 KM. Hal senada juga dikatakan Syahril Japarin, Deputi IV/Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam.

    Keberadaan IPA bertujuan menjaga kualitas air sekaligus kesehatan masyarakat. Hal ini berdasarkan penetapan rencana sarana air limbah dan perlindungan terhadap sumber daya air.

    “Inilah yang kami maksud untuk meningkatkan sarana pengolahan air limbah dengan percepatan pembangunan sanitasi permukiman. Karena ini sangat penting bagi masyarakat dan lingkungan,” pungkasnya.(hda)