Warga Tolak Harga LPG Melon Rp 35 Ribu

    spot_img

    Baca juga

    Jaksa Batam Ajari Camat dan Lurah di Batuaji Cara Menghindari Masalah Hukum

    BATAM, POSMETRO: Untuk meminimalisir pelanggaran hukum di lingkungan Kecamatan...

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Kadisperindag Kota Batam, Gustian Riau. (Posmetro.co/dok)

    BATAM, POSMETRO.CO: Rencana pemerintah untuk menaikkan harga LPG 3 kilogram atau gas melon bersubsidi menjadi Rp 35 ribu mendapat penolakan masyarakat.

    Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, mengatakan, terkait wacana tersebut tentunya harus dikaji lagi. Mengingat, daerah perlu waktu untuk mendata masyarakat yang kurang mampu. Jika, nantinya mereka yang berhak mendapatkan subsidi LPG gas 3 kilogram ini.

    “Harus ada kajian. Seperti apa kriteria warga yang kurang mampu yang berhak mendapat subsidi ini nanti. Mendata itu butuh waktu yang panjang, agar tepat sasaran,” katanya, Jumat (17/1).

    Meski demikian pihaknya tetap berkoordinasi dengan PT Pertamina setempat. Agar kebijakan yang diambil bisa menyamakan persepsi. Agar masyarakat tidak terkejut dengan rencana pemerintah pusat itu.

    “Ini kan masih wacana tapi ada ketakutan di masyarakat. Infonya akan ditetapkan bulan Juni mendatang. Jadi ada kekhawatiran,” ucap Gustian.

    Gustian menyatakan hingga saat ini, harga gas melon masih mengacu pada aturan lama seharga Rp 18 ribu. Sembari menunggu keputusan dari pemerintah pusat.

    “Untuk harga saat ini belum ada perubahan masih mengacu aturan lama,” papar mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Batam itu.

    Ia menilai jika aturan tersebut diberlakukan, tentunya akan memberatkan masyarakat dengan harga Rp 35 ribu. Belum lagi ditambah dengan kondisi jika ada kelangkaan gas LPG di lapangan. Dan moment ini tentunya akan dimanfaatkan segelintir oknum.

    “Tentunya sangat memberatkan karena selama ini kan harga 18 ribu (Rupiah) masih dianggap murah,” jelas Gustian lagi.

    Sementara, Devi (38) ibu rumah tangga yang masih menikmati gas subsidi 3 kilogram ini mengaku keberatan dengan wacana pemerintah yang akan diberlakukan gas elpiji dengan harga pasar Rp 35 ribu di semester II tahun ini.

    “Maunya disubsidi terus sama pemerintah biar harganya tetap murah. Harga Rp 35 ribu itu mahal,” cetusnya.

    Devi menyebutkan, saat gas melon langka, harga mendadak naik jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Inilah menjadi alasan ibu dua anak ini merasa keberatan. Banyak oknum-oknum bermain-main di lapangan ketika masyarakat membutuhkan gas melon.

    “Saat langka aja belinya Rp 25 ribu itu aja udah mahal. Apalagi kalau harganya Rp 35 ribu. Tambah menjeritlah mamak di rumah,” kesal warga Batamcentre.

    Untuk kebutuhan selama sebulan ia harus mengeluarkan kocek Rp 36 ribu atau Rp 40 ribu untuk dua kali penggunaan gas 3 kilo. Jika nantinya harga yang diusulkan pemerintah berlaku, ia harus mengeluarkan biaya Rp 75 ribu atau lebih dengan pemakaian yang sama.

    “Sebulan bisa dua kali beli gas. Karena sering masak. Kalau harga Rp 35 ribu ini jadi diberlakukan tentunya ini memberatkan,” terangnya.

    Terpisah, agen pangkalan gas subsidi 3 kilogram di Bengkong mengatakan, hingga saat ini harga gas tetap sama tidak ada kenaikan signifikan. Ia mengaku, sudah mendengar kebijakan yang dicanangkan pemerintah.

    “Kalau kami (Agen) ini hanya mengikuti aturan saja. Kalau harga nanti segitu kami ngikut,” jelasnya.(hbb)