Pemisahan Bayi Kembar Siam di Batam Butuh Rp 1,1 Miliar

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...

    AKP Siwanto Eka Putra: Dari Rumah Tahfidz Ini akan Lahir Calon Imam Imam Besar

    BATAM, POSMETRO: Wujud mengabdikan diri kepada masyarakat, AKP Siwanto...
    spot_img

    Share

    Tim dokter dan orang tua bayi kembar siam Zaki Talita Saki saat di Rumah Sakit BP Batam. (Posmetro.co/abg)

    BATAM, POSMETRO.CO: Suci Risky, ibu dari bayi kembar siam Zaki Talita Saki yang lahir pada tanggal 7 Desember 2019 terlihat resah didampingi suaminya, Hidayat, saat menghadiri pemaparan dan penandatangan kesediaan terkait persiapan operasi pemisahan bayi kembar siam di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam di Sekupang.

    “Saya khawatir tapi sudah ikhlas,” ujar Suci yang sebelumnya sudah memiliki 2 anak perempuan.

    Hidayat, ayah Zaki yang keseharian bekerja sebagai buruh pabrik ini mengatakan, awalnya ia tidak menyadari jika anaknya akan lahir dengan kondisi seperti itu.

    “Saya baru tahu usia kandungan 9 bulan. Kalau tahu sebelumnya mungkin kita akan konsultasi, untuk mencari solusi,” kata Hidayat.

    Ketua Tim Operasi Bedah bayi kembar siam, Dokter Poerwadi dari Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya mengatakan, pihaknya menyarankan operasi pemisahan dilakukan di Batam, dikarenakan peralatan yang sudah lengkap.

    “Insya Allah RSBP mampu peralatan ada,” kata dr Poerwadi.

    Dokter Poerwadi menjelaskan, bayi ini hanya memiliki satu organ tubuh sehingga dipastikan jika pembedahan berjalan maka, hanya satu yang diselamatkan.

    “Satunya menempel saja, numpang organ tubuh dari yang satunya. Mungkin pemisaham embrio saat hamil tidak sempurna makanya satunya menempel dengan kondisi organ tubuh tak sempurna,” terang Dokter Poerwadi.

    Untuk melaksakan operasi pemisahan tersebut, tambahnya, diperlukan penanganan 21 dokter RSBP Batam dan 10 dokter lain yang didatangkan secara khusus dari Rumah Sakit Dokter Soetomo, Surabaya.

    “Kita sudah bentuk tim terdiri dari tim keperawatan, tim ICU, tim anestesi, tim bedah anak, tim bedah torak, tim bedah plastik dan tim medik,” jelasnya.

    Sementara itu, dari tim Dokter BP Batam, Dokter Indrayanti mengatakan, untuk melakukan operasi pemisahan tersebut, memerlukan biaya yang cukup mahal dan memerlukan waktu perawatan dari mulai operasi hingga penyembuhan selama 90 hari.

    “Sudah dikaji, diperkirakan memerlukan dana Rp 1,1 miliar. Untuk itu kami mengetuk hati semua pihak untuk bisa membantu proses jalannya operasi pemisahan bayi kembar (siam),” ucapnya.

    Dijelaskan Dokter Indrayanti, sebetulnya pihak Rumah Sakit BP Batam memiliki dana simpanan khusus untuk operasi bayi kembar siam tersebut. Tetapi hal tersebut tidak cukup dikarenakan sudah pernah digunakan untuk kasus yang sama sebelumnya.

    “Tim penanggulangan bayi kembar sebelumnya sudah dibentuk oleh Gubernur melalui SK, dan pernah melaksanakan penggalangan dana. Alhamdulilah pada saat itu respon masyarakat untuk membantu kasus yang sama pemisahan bayi kembar cukup besar, sehingga dana tersisa,” ungkapnya.

    “Karena dana yang tersisa tidak cukup, kita akan melaksanakan kembali penggalangan dana untuk membantu penanggulangan bayi kembar. Kalau lebih, kita akan simpan. Kalau ada kasus lagi akan digunakan berkesinambungan,” lanjutnya.

    Menurut dr Indrayanti, proses operasi harus tetap berjalan untuk menyelamatkan sang bayi yang kini sudah berumur 1 bulan lebih itu.

    “Kepentingan pasien di atas segala-galanya. Untuk itu kami mengetuk hati sesama untuk saling mensupport, baik moril maupun materil,” ajaknya.

    Masih kata dr Indrayanti, operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut akan dilaksanakan pada Maret mendatang.

    “Semua sesuai ruel of time, ada proses yang harus dijalani, seperti bobot bayi minimal 5 kilogram. Sekarang baru 4 kilogram, jadi tergantung kesehatan bayinya, tapi sejauh ini bayinya sehat, tidak terganggu pencernaan, umur bayi sudah lebih dari 10 minggu,” paparnya.

    “Inysa Allah bulan Maret sudah bisa dilaksanakan, semua tergantung kondisi, perkiraan kami mudah-mudahan sudah bisa lebaran di rumah,” harapnya.(abg)