Masyarakat Diingatkan untuk Menghemat Air Bersih

    spot_img

    Baca juga

    Bentrok Berdarah di Kos-kosan Bengkong Indah

    BATAM, POSMETRO: Tersinggung dituduh selingkuh dengan pacar temannya, Satria...

    Ansar Melepas Jalan Santai Ilunisda Tanjungpinang

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yang...

    Gubernur Ansar dan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang Rayakan Persaudaraan di Reuni Akbar

    KEPRI, POSMETRO: Ikatan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang (ILUNISDA) menggelar...
    spot_img

    Share

    Jajaran Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, bersama BMKG dan PT ATB membahas prakiraan iklim dan curah hujan dan ketersediaan air baku di Marketing Centre BP Batam, Batamcentre, Kamis (5/12). (Posmetro.co/hbb)

    BATAM, POSMETRO.CO: Melihat kondisi terkini Kota Batam, Kantor Pengelolaan Air dan Limbah Badan Pengusahaan (KPAL BP) Batam, bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan PT Adhya Tirta Batam (ATB) membahas tentang prakiraan iklim dan curah hujan dan ketersediaan air baku di Marketing Centre BP Batam, Batamcentre, Kamis (5/12).

    “Kami mendapat warning dari ATB dan BMKG. Bahwa tinggi waduk dari ketinggian air 7,5 sudah turun 3 meter di Dam Duriangkang. Sementara itu di Dam Sei Harapan rata-rata. 2 meter. ATB warning, bahwa distribusi air 3.300 meter per-detik” kata Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP, Binsar Tambunan.

    Sambungnya, meskipun hujan namun level permukaan tidak naik seperti musim hujan sebelumnya. Tahun ini dua waduk turun, sekitar 2,7 meter dan 3 meter. Maka dari diimbau agar masyarakat untuk berhemat. Jika tidak, tahun depan akan ada pengurangan distribusi air bersih, dengan rationing.

    “Curah hujan berkurang. Sisa musim hujan, akan dilakukan untuk menampung. Diimbau, masyarakat Batam untuk hemat air. Karena krisis air sudah mengkhawatirkan kita semua,” ujar Binsar lagi.

    Hal senada juga disampaikan, Direktur PT ATB Paul Raymond mengatakan, curah hujan berbeda jika diawal tahun 2019 lalu. Di mana hampir semua waduk penuh, namun seiring waktu menjadi surut. Hal ini seiring peningkatan penggunaan air di Batam yang meningkat. Apalagi melihat pertumbuhan penduduk di Batam juga semakin meningkat

    “Memang jika curah hujan turun, maka dampaknya ke waduk. Awal tahun 2019 ini, hampir penuh semua waduk naik kemudian surut, seiring peningkatan kebutuhan air di Batam,” ucapnya.

    Masih kata Paul, jika terjadi penurunan air di Dam Duriangkang, maka rationasi pertama akan dilakukan, di pelanggan WTP Tanjungpiayu. Dampaknya, akan dirasakan 70 persen warga setempat.

    ” Jika Waduk Duriangkang mengalami penurunan, dampaknya akan dirasakan 70 persen dari warga Batam. Karena 74 persen dari sana sumber air kita,” ulasnya.

    Langkah menghemat penggunaan air bersih mampu menyelamatkan bumi di masa depan. Itulah selalu disosilisasikan ATB kepada masyarakat. Karena kesediaan air baku yang dikelola ATB hanya mengandalkan curah hujan.

    “Perlu diingat jika curah hujan di Desember tinggi. Namun tahun depan (2020), akan turun 5 persen. Sehingga disarankan, agar ketersediaan air diperhatikan, karena curah hujan tahun depan lebih sedikit,” imbau Kepala Station Metereologi BMKG Kelas I Hang Nadim Batam, I Wayan Mustika.

    Diperkirakan, musim kemarau bertambah. Sehingga, di tahun 2020, Batam diakui tidak akan mengalami kondisi ekstrim. Jadi tidak akan mengalami banyak hujan tapi tidak kekeringan. Karena keadaan itu dianggap normal

    “Saat hujan akan lebat, menyebabkan waktu curah hujan lebih sempit. Dampaknya pada kekeringan. Karena pada Januari 2020, curah hujan turun jika dibandingkan Desember,” jelas Wayan.

    Wayan menyebutkan, curah hujan pada Januari mendatang, diakui 150 sampai 200 mm. Curah hujan itu kembali akan turun pada Februari nanti, Bahkan dinilai Februari curah hujan sangat minim kurang 100 mm.

    “Jadi saat Desember dimaksimalkan penampungan air. Ini perlu disampaikan masyarakat, agar berhemat,” pesan Wayan mengingatkan. (hbb)