LAM Kepri Kabupaten Lingga Bersama Hanafi Ekra Bedah Gurindam 12

    spot_img

    Baca juga

    Kepala BP Batam Dukung Realisasi Pembangunan Premium Outlet Pertama di Batam

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Biro...

    Anak Disetubuhi Pacar, Ayah Kandung Malah Ikut-ikutan

    BATAM, POSMETRO: Seorang lelaki paruh baya di Kecamatan Bengkong,...

    MTQ Tingkat Kabupaten Natuna Digelar 21 hingga 26 April 2024

    NATUNA, POSMETRO.CO : Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XI Tingkat...

    Telkom Indonesia Kembali Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024  

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Konsisten mewujudkan transformasi sumber daya manusia,...

    Armada Rusak, Lalat dan Belatung “Serang” Rumah Warga di Sagulung 

    BATAM, POSMETRO.CO : Hampir sebulan sampah di Perumahan Citra...
    spot_img

    Share

    Hanafi Ekra ketika membedah Gurindam 12 di Gedung LAM Kepri Kabupaten Lingga di Daik. (Posmerro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau Kabupaten Lingga melaksanakan bedah Gurindam 12 karangan Raja Ali Haji di Gedung LAM Jalan Raja Muhammad Yusuf Daik Lingga, Senin (2/12) malam.

    Bedah Gurindam 12 isi oleh anggota DPRD Kepri Dapil Bintan Lingga Hanafi Ekra tersebut di hadiri Ketua LAM Kepri Kabupaten Lingga, anggota DPRD Lingga Anuar, tokoh adat, agama RT RW, kepala sekolah dan guru, ibu-ibu serta para undangan yang ada di Daik sekitar.

    Ketua LAM Kepri Kabupaten Lingga, Dato Sri H. Muhammad Ishak menyampaikan, kalau kegiatan tersebut tidak mengurangi maksud dan tujuan dari makna dari Gurindam 12 sekarang sudah mendapat pengakuan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh pusat.

    “Saya sangat mengapresiasi sekali dengan pak Hanafi Ekra, dia sangat luar biasa sekali, setiap ada kegiatan yang menyangkut kebudayaan selalu di bawa di Kabupaten Lingga,” kata Dato Sri Muhammad Ishak.

    Banyak yang tidak tahu tentang Gurindam 12, apa lagi mengenai makna sangat jauh sekali. Inti sari gurindam sangat mengandung makna atau nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sekarang ini.

    “Gurindam ini sama dengan Adat bersendi Syarak, Syarak bersandi Kitabullah. Di sini akan kita ketahui dari pasal 1 sampai 12 keseluruhannya penuh dengan nasehat petuah orang Malayu. Adat, adab dan agama harus sejalan supaya diri selamat dari dunia sampai akhirat,” pesannya memberi petuah.

    Dalam diskusi, dia meminta peserta dan para guru mempertanyakan dengan narasumber, sebab akan menjadi muatan lokal di sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMP, kalau SMA itu kewenangan Provinsi Kepri.

    “Alhamdulillah Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga respon sekali, tahun 2020, Lingga akan menerapkan WBTB yang kita miliki untuk muatan lokal di sekolah,” jelasnya.

    Kabupaten Lingga Bunda Tanah Melayu merupakan tempat rujukan, sesuai dengan harapan semua pihak, dan masih jauh dari harapan.

    “Perlu ada regenerasi, melalui pendidikan tingkat SD dan SMP, dengan cara menyesuaikan agar mudah dipahami dan dicerna para pelajar,” imbuhnya.

    Hanafi Ekra juga menyampaikan, membedah Gurindam 12 tidak cukup dalam satu atau dua kali pertemuan, butuh waktu karena semua menyangkut dengan kehidupan dunia dan akhirat.

    “Pendapat dan saran sangat diperlukan dalam pertemuan ini. Dari pasal ke pasal dalam Gurindam, memuat ajaran tentang Islam, semua aspek ada dalam Gurindam,” jelas dia.

    Kalimat pembuka saja sudah merupakan kalimat inti sari, sambung Hanafi, ilmu mengenal sangat penting dalam agama Islam sehingga tahu tentang diri sebenarnya diri.

    “Ada 4 dalam ilmu mengenal, mengenal Allah, mengenal diri, mengenal dunia dan mengenal akhirat. Ingin tahu itu kita butuh waktu yang panjang,” tukasnya.

    Acara membedah bermacam pertanyaan dan saran di sampaikan peserta, baik tentang menganal diri, tentang Gurindam 12 menjadi muatan lokal hingga saran disampaikan peserta terkait dengan pemerintahan yang ada dalam Gurindam 12 pada pasal kedua belas.(mrs)