Miris, Tempuh 1 Jam ke Batam hanya Beli Gas Melon, Belum Tentu Dapat…

    spot_img

    Baca juga

    Masih Suasana Syawal, BP Batam Menggelar Halal Bihalal Bersama Forkopimda

    BATAM, POSMETRO: Masih dalam suasana bulan Syawal, Badan Pengusahaan...

    Modena Memperkenalkan Cooker Hood AX Series

      >>> Untuk Pengalaman Memasak Lebih Modern BATAM, POSMETRO.CO : Modena,...

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...
    spot_img

    Share

    Distribusi gas melon melalui Pelabuhan rakyat, Sagulung menggunakan perahu ke wilayah hinterland. (Posmetro.co/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO: Di wilayah mainland, membeli gas 3 kilogram cukup sulit. Kondisi yang sama juga dialami warga di hinterland. Mereka kesulitan untuk mendapatkan gas melon saat ini. Mereka malah berani membeli gas di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditentukan pemerintah yakni Rp 18 ribu, asalkan dapur mereka tetap bisa berasap.

    “Beginilah bang, nyari gas susah. Di Batam aja sulit dapatnya, apalagi di pulau,” kata Muhammad, warga Pulau Temoyong.

    Muhammad mengatakan, di Pulau Temonyong tak ada pangkalan gas. Pulau yang memiliki pangkalan gas hanya ada di Pulau Buluh, Batuaji. Harga per tabung dijual Rp 20 ribu.

    “Di sana ada dua pangkalan gas. Kami rela menempuh perjalanan selama 1 jam naik pancung asalkan gas ada di sana,” ucapnya saat ditemui di Pelabuhan Rakyat Sagulung, Selasa (12/11).

    Meskipun sudah menempuh jarak yang cukup jauh, tapi belum tentu warga Temoyong bisa mendapat gas. Solusi lainnya, warga di sana harus mendatangi Kota Batam hanya untuk belanja gas.

    “Tiba di Batam, kami hanya mengharapkan nasib. Kadang pedagang di Batam tidak mau menjual gas kepada kami,” tuturnya.

    Jika gas sudah habis, lanjut Muhammad, maka warga Pulau Temoyong hanya mengharapkan kayu untuk memasak. Sedangkan kompor sumbu sudah tak dipakai lagi lantaran cari minyak tanah sudah susah.(jho)