Kadin Kepri Bertolak ke Amerika, Membawa Investor ke Batam

    spot_img

    Baca juga

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...
    spot_img

    Share

    Ketua Umum Kadin Provinsi Kepri, Akhmad Mar’uf Maulana. (Posmetro.co/ist)

    BATAM, POSMETRO.CO: Delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kepri akan bertolak ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan penandatanganan kontrak dengan perusahaan Amerika, QPAC.

    Perusahaan asal Amerika ini resmi berinvestasi di Indonesia, tepatnya di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut mencapai USD 50 juta.

    “Kami akan berangkat ke Amerika untuk melakukan kontrak kerja sama dengan perusahaan Amerika. Perusahaan tersebut resmi berinvestasi di Batam,” ungkap Ketua Umum Kadin Provinsi Kepri Akhmad Mar’uf Maulana, Minggu (10/11).

    Delegasi Kadin Provinsi Kepri yang berangkat ke AS, antara lain; Ketua Kadin Provinsi Kepri Akhmad Ma’ruf Maulana, Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Yustinus, Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata Bu Aling Mulyana, dan Ketua Kadin Kota Batam Jadi Rajagukguk.

    Ma’ruf mengatakan, penandatangan kerja sama investasi ini akan dilakukan antara perusahaan Amerika yakni QPAC dengan PT OOK Perkasa. Perusahaan asing tersebut akan menempati salah satu industri atau pabrik di Wiraraja Industrial Park, Kabil, Punggur, Kota Batam.

    Ma’ruf menambahkan, Perusahaan QPAC akan memproduksi street film dan lakban serta isolasi. Semua produk yang dibuat di Batam selanjutnya diekspor ke Amerika. “Perusahaan ini 100 persen berorientasi ekspor,” kata Ma’ruf.

    Ma’ruf berharap agar investor asing yang masuk ke Batam mendapat kenyamanan  dan kemudahan berinvestasi.

    “Kami minta pemerintah memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi investor, tidak dipersulit atau tidak ‘dibegal’ agar investor benar-benar nyaman berinvestasi di Batam,” ujarnya.

    “Untuk tahap awal, jumlah tenaga kerja yang akan terserap di industri ini sebanyak 400-500 orang,” pungkas Maruf.

    Sekadar diketahui, Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar keempat bagi Indonesia, setelah Cina, Jepang dan Singapura.

    Total perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat meningkat dalam dua tahun terakhir. Total perdagangan kedua negara mencapai USD 28,62 miliar pada 2018. Jumlah ini meningkat sebesar 10,42 persen dari USD 25,92 miliar di tahun 2017.(*/waw)