Miris Melihat Suku Terpencil di Lingga, Mereka Butuh Ini…

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam Peduli, Ribuan Paket Sembako dan Santunan Anak Yatim Disalurkan

    BATAM, POSMETRO: Sucinya bulan Ramadhan 1445 H/2024 M menjadi...

    Gubernur Buka Puasa Bersama Para Pimpinan OPD, FKPD dan Instansi Vertikal Kepri

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar acara berbuka...

    Ansar Serukan Istiqomah di Penghujung Ramadan dan Muliakan Al-Qur’an

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad melanjutkan...
    spot_img

    Share

    Ketua Yayasan Kajang dan Engku Putri Hi Malaya Lingga foto bersama anak-anak usia sekolah dan warga Suku Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dusun Kojong, Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Minggu (3/11).

    LINGGA, POSMETRO.CO: Yayasan Kajang Kabupaten Lingga bersama Engku Putri Himpunan Melayu Raya (Hi Melaya) Kecamatan Lingga mengunjungi Perkampungan Suku Komunitas Adat Terpencil (KAT) Dusun Kojong, Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Minggu (3/11).

    Kedatangan Ketua Yayasan Kajang Kabupaten Lingga bersama Engku Putri Hi Melaya untuk bersilaturahmi, karena sudah 5 bulan yayasan tidak mengunjungi suku tertua di sana, mereka disambut RW, masyarakat dan anak-anak setempat.

    Ketua Yayasan Kajang Kabupaten Lingga, Densy Diaz mengatakan, kedatangannya seperti biasa untuk melihat segala macam aktivitas warga dan anak-anak di sana. Sampai sekarang ada 15 anak KAT Pulau Kojong belum tersentuh pendidikan.

    “Sekarang anak-anak itu sudah usia sekolah, tentu ini sangat miris sekali. Selain permalasahan pendidikan, di Kojong juga belum punya Mushola supaya mereka dapat beribadah,” ungkap Densy Diaz, Senin (4/11).

    Selaku Ketua Yayasan Kajang dia sangat berharap kepada pemerintah terkait khususnya Dinas Pendidikan, dapat membuka sekolah kelas jauh di pulau kojong, seperti di Pulau Mensemut Desa Penaah, supaya anak-anak usia sekolah di Kojong dapat bersekolah seperti anak-anak lainnya.

    “Kalau kami dari Yayasan Kajang ingin, membuka sekolah alam dulu di sana, agar nanti anak-anak di Kojong bisa didata. Meski kalas jauh, harapan kami anak-anak dapat mengenyam pendidikan,” harap dia.

    Menurut pantauan Densy, anak-anak Kojong tidak dapat bersekolah di sebabkan jarak tempuh (antar pulau). Meski Pulau Buluh ada sekolah, orang tua anak Kojong tidak berani melepas anaknya menuju Pulau Buluh Desa Penaah dengan menggunakan sampan karena terlalu jauh dan faktor alam.

    “Selain jauh, namanya melewati laut, terkadang gelombang terlalu tinggi ketika musim Utara dan Selatan. Solusinya menurut saya, Kojong harus ada sekolah kelas jauh agar anak-anak di sana juga dapat mengenyam pendidikan,” harap dia.

    Engku Putri Hi Melaya Lingga Rafeah merasa miris melihat kondisi masyarakat Kojong yang teramat membutuhkan sekali, pendidikan anak dan mushola yang disertai dengan bimbingan agama.

    “Kalau masalah Mushola, saya akan mencoba berkoordinasi dengan Ketua Hi Melaya Korwil Kabupaten Lingga Zuhardi (Juai) harapan saya Mushola yang di harapkan masyarakat dapat dibantu. Permasalahan ini bukan pemerintah saja, tapi permasalahan kita bersama, karena kita bersaudara,” imbuhnya.(mrs)