Pastor Paroki Santo Joseph: Sebagai Gembala Saya Prihatin

    spot_img

    Baca juga

    Jaksa Batam Ajari Camat dan Lurah di Batuaji Cara Menghindari Masalah Hukum

    BATAM, POSMETRO: Untuk meminimalisir pelanggaran hukum di lingkungan Kecamatan...

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Pihak Gereja Paroki Khatolik Santo Joseph saat memberikan keterangan mengenai pembangunan tempat ibadah tersebut. (Posmetro.co/ria)

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Aksi penolakan pembangunan Gereja Paroki Khatolik Santo Joseph oleh umat Islam akhirnya disambut pihak Gereja Santo Joseph Karimun. Pihak gereja menyatakan bahwa, benar akan dilakukan renovasi total. Namun renovasi itu dilakukan lantaran kondisi gereja yang dinilai memang sudah tidak layak lagi.

    Dikatakan Pastor Gereja Paroki Khatolik Santo Joseph di Tanjung Balai Karimun, Romo Kristiono Widodo, bahwa renovasi ini sebenarnya sudah lama direncanakan dan pengurusannya sudah dilakukan sesuai aturan hingga terbitnya IMB yang dikeluarkan pemerintah.

    Dijelaskan, maksud utama renovasi total ini tidak ada ingin bergagah-gagahan. Saat ia datang di Karimun, langsung minta ubah gambar gedung yang pertama dua lantai, karena memang tidak seharusnya. Namun renovasi harus dilakukan agar umat dapat tertampung. Di dalam hanya mampu menampung 100 orang. Di luar 3/4 jemaat dan 1/4 di dalam.

    “Saya sebagai gembala juga prihatin. Namun saya sampaikan sejak awal, saya ketemu bupati saya sampaikan umat Khatolik adalah umat yang ikut program pembangunan, kami mau ikut serta dalam pembangunan ini. Kami juga ingin tidak ada konflik. Kita juga minta menimalkan konflik,” tegasnya.

    Sementara Humas Pembangunan Gereja Romesko Purba yang dikonfirmasi POSMETRO.CO, mengatakan, proses pengurusan IMB Karimun telah memenuhi ketentuan dan aturan yang berlaku.

    “Saya ingin meluruskan isu-isu yang beredar atau diduga diedarkan oknum-oknum tertentu. Saya jelaskan, pertama, isu bahwa akan didirikan patung Bunda Maria dengan sangat tinggi hingga nampak dari kejauhan atau pelabuhan domestik itu tidak benar,” katanya.

    Ia menjelaskan, dalam gambar yang diajukan, pihaknya tidak membangun patung Bunda Maria seperti informasi itu, kedua, mengenai salib yang dikatakan tinggi dan besar itu sama sekali tidak benar. Sesuai kesepakatan, bahwa gereja mengakomodir kearifan lokal, yakni gereja tidak menggunakan simbol-simbol, termaksud salib di luar bangunan.

    Ketiga, bangunan gereja dikatakan dua lantai dan ditakutkan menjadi ikon Karimun itu tidak benar. Sesuai kesepakatan bersama, bangunan gereja tidak boleh lebih tinggi dari rumah dinas bupati karimun yang tingginya 12 meter, bangunan gereja hanya 11,80 meter. Kecuali rumah tinggal pastor dan kantor (Sejenis Ruko), gereja hanya 1 lantai,” ujarnya.(ria)