Tak Ada Tanda Alur, KM Musdalifah Terdampar di Kuala Daik

    spot_img

    Baca juga

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...

    Persiapan Muhammad Rudi Menuju Pilkada 2024  

    >>>Komunikasi dengan Partai Politik Kepri  BATAM, POSMETRO.CO : Setelah menyatakan...
    spot_img

    Share

    KM Musdalifah yang membawa sembako terdampar di Kuala Daik. (posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Akibat tidak ada pal sebagai tanda alur masuk Kuala Daik, KM Musdalifah tidak dapat masuk ke Sungai Daik. Akibatnya kapal tersebut kandas, Kamis (19/9).

    Abdul Razak warga Desa Kelombok turut perihatin dengan kondisi tersebut karena selama ini pal tanda alur masuk Kuala sampai sekarang sudah tidak ada lagi.

    “Memang kemarin ada tapi dibuat pakai pancang kayu dan dahan pohon nipah, karena kuatnya alun laut, tanda itu tidak tahan lama. Harusnya pemerintah cepat tanggap mengenai hal ini,” kata Abdul Razak, Kamis.

    Kata pria yang akrab di sapa Tomi ini lagi, Kapal Musdalifah merupakan kapal kargo yang kerap membawa sembako dari Jambi ke Daik. Sampai hari ini kapal masih kandas di sebelah kanan masuk alur akibat tidak ada pal sebagai penanda.

    “Kemarin permasalahan ini sudah di beritakan dan sudah samapi ke pihak pemerintah daerah, namun sampai sekarang pal sementara belum juga terpasang untuk tanda keluar masuk kapal dan pompong para nelayan,” terang dia.

    Atas keperihatinannya itu Tomi dengan tegas meminta Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga untuk memasang pal dari kayu menjelang adanya pembangunan pal dengan menggunakan APBD tahun 2020.

    “Paling tidak dinas harus ada upaya memasang pal sementara dari kayu, sebelum tahun 2020. Yang menggunakan alur itu bukan saja Kapal Jambi, tapi kami masyarakat Kelombok, nelayan Daik dan yang dari luar Daik dengan mudah jika pal alur itu ada walaupun sementara,” sebutnya.

    Lagi-lagi dia menyarankan pada dinas terkait supaya secepatnya di pasang pal sementara dengan memasang kayu memancang kayu resak menjelang tahun 2020.

    “Baiknya lagi, jika pemerintah menyiapkan anggaran untuk pendalaman alur masuk kuala, karena alur yang ada sedikit membuat sulit kapal-kapal besar ingin masuk Sungai Daik, apa lagi ada perencanaan pemerintah membuat pelabuhan bongkar muat di antara Sungai Daik,” imbuhnya.

    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga Selamat dengan tegas akan meminta kabid atau kasi bidang laut secepatnya mengambil tindakan terkait untuk pemasangan pal tanda masuk Kuala Daik.

    “Sekarang saya masih di Batam ada rapat, saya akan hubungi bawahan saya untuk segera melakukan pemasangan pal sementara supaya mereka yang ingin keluar masuk alur Kuala Daik tertolong,” tutur pria yang baru saja di lantik menjadi kadishub definitif ini.

    Dia merasa berterimakasih sekali atas informasi yang di sampaikan, dan dia akan memberi tahu secepatnya untuk di pasang pal alur, apakah dari kayu resak ataupun dari kayu nibung, menjelang pal permanen yang akan dibangun pada tahun 2020.

    “Menyangkut pendalaman alur, itu akan menjadi prioritas kita nantinya, mengingat adanya pelabuhan bongkar muat yang ada di bangun di Sungai Daik,” tukasnya.(mrs)