
BATAM, POSMETRO.CO: Mempersiapkan generasi muda di Kepulauan Riau (Kepri), Institut Teknologi Batam (ITEBA) bersama Yayasan Vitka mendukung program pemerintah untuk mewujudkan revolusi industri 4.0.
“Menyosong revolusi industri 4.0, kami (ITEBA) memang bertekad mempersiapkan generasi-generasi muda Kepri. Sebagai institut pendidikan teknologi, sains, seni desain. Sesuai dengan visi dan misi kampus kami,” kata rektor ITEBA, M Sukrisno Madyanto, saat acara Sidang Senat terbuka ITEBA, Rabu (18/9).
Langkah pastikanya dengan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam bidang teknik, sains dan desain sesuai dan kebutuhan industri di Indonesia bahkan internasional. Sukrisno mengatakan, bahwa peningkatan kualitas pendidikan harus didukung dengan penguruan tinggi yang berbasis dengan teknologi, engineering dan matematika dan seni.
Sehingga, mahasiswa yang lulus bisa mengembangkan ilmunya menghadapi revolusi industri 4.0. Bahkan, ITEBA telah menjalin kerjasama dengan Apple corporation, dengan sebuah program ” AppleĀ Foundation”. Program ini hanya berupa kelas jangka pendek setidaknya satu bulan.
“Program Apple Foundation pendidikan singkat hanya satu bulan. Yang dirancang dengan metode Challenge-based learning untuk memberikan kesempatan calon World Class Developers untuk mempelajari framework Apple,” ucap Sukrisno.
Kampus ITEBA dipersiapkan sebagai Smart and Green Campus. Di mana kampus ini tidak lepas dengan lingkungan sekitarnya. Sekaligus berbasis teknologi yang canggih dalam menjaga ekosistem.
Tahun ajaran 2019, ITEBA telah menerima mahasiswa baru sebanyak 195 orang yang lulus seleksi. Dari gelombang I, II dan III dari penyaringan yang dilakukan tahun lalu dengan jumlah pendaftar sebanyak 350 orang.
“Kita perlu mengembangkan SDM untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Bagi mahasiswa yang baru dilantik saya ucapkan terima kasih sekaligus taniah,” ucap Pimpinan Yayasan Vitka, Asman Abnur.
Asman yakin Batam sebagai pusat bisnis era revolusi baru. Karena kota ini sudah menuju destinasi wisata sekaligus industrinya. Ini menjadi motivasi dirinya bahwa Batam tidak jauh berkembang dari negara Singapura dalam hal pendidikan.
“Keduanya (Wisata dan Industri) merupakan rangkaian dari society 4.0 menuju 5.0. Batam dan Singapura tidak jauh, hanya jarak beberapa mill. Dari situ kita tentu punya peluang ini tapi tergantung dari kita semua bagaimana menyikapinya,” paparnya.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) RI menyebutkan saat ini masyarakat sudah pandai menggunakan aplikasi dari handphone hanya untuk memboking tiket, bayar tagihan dan alasan lainnya. Asman menilai inilah bentuk dari terwujudnya socienty 4.0.
“Apakah kita mau ketinggalan? Sebab mau tidak mau zaman akan terus berputar. Saya selalu bilang, yang tak bisa dibeli adalah waktu. Jadi, jangan sia-siakan waktu untuk belajar. Tidak ada orang maju sendiri. Kita butuh orang lain yakni orang yang pintar untuk jadi khusus,” pesan Asman.(hbb)