Terabas Hutan Demi Air, Warga: Mana Solusi ATB

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam Jadi Bencmark Sespimti Polri

    BATAM, POSMETRO: Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto, menerima kunjungan...

    Tekong TKI Ilegal Nyambi Bawa Sabu 19 Kilogram dari Malaysia

    BATAM, POSMETRO: Tim Fleet One Quick Responses atau F1QR...

    Terekam CCTV! Mobil Perusahaan Jasa Titip di Gudang Kawasan Sei Panas Dibakar OTK

    BATAM, POSMETRO: Kebakaran hebat yang disusul ledakan dari kendaraan...

    Taman Kolam Jadi Spot Favorit Baru Senam Pound Fit dan Zumba

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui unit...

    Lebih 4.000 Peserta Meriahkan Pawai Ta’aruf MTQH ke XIII Bintan

    BINTAN, POSMETRO: Perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadist...
    spot_img

    Share

    Warga terpaksa mencari air di dalam Hutan Sei Temiang. (posmetro.co/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO: Warga pun merasakan jika pengelola air satu-satunya di Batam sudah ‘angkat tangan’ terkait matinya air. Karena itu, warga terpaksa mencari air di hutan Sei Temiang. Padahal sudah jelas, di pinggiran mata air itu dipasang plang larangan mengambil air.

    Pantauan posmetro.co, Kamis (22/8) pagi, meski ada plang larangan, warga tak takut. Mereka seakan cuek, tak menghiraukan isi yang tertera di plang tersebut. Yang ada di pikirannya, bagaimana cara mendapatkan air. Karena air ATB yang mengalir ke perumahannya mampet, berhari-hari.

    “Mau dibuat larangan di situ atau nggak, kami tak takut. Kebutuhan air ini memaksa kami untuk melawan kata-kata yang berada di dalam plang itu,” ucap Kalista Simbolon, warga Perumahan Oasis, Marina.

    Menurutnya, bukan hanya dirinya yang sudah mengambil air dari dalam hutan Sei Temiang. Bahkan hari itu, sejak pagi sudah banyak warga berdatangan mengambil air ke Hutan Sei Temiang.

    “Sudah dua hari di komplek kami mati air, bahkan di kamar mandi sama sekali tak ada air,” ucapnya.

    Untuk memenuhi kebutuhan air, ia sengaja membawa 7 galon kosong. Dengan bantuan becak, semua air itu dibawa ke rumahnya yang berjarak sekitar 3 kilometer dari hutan Sei Temiang.

    “Bukan hanya di Perumahan Oasis mati air, tapi di Perumahan Rabayu, Laguna,  Marina Raya, Graha Mas dan beberapa perumahan di Marina masih krisis air,” tutupnya.

    Warga lainnya, Sardayan yang tinggal Sei Temiang mengatakan, air di hutan Sei Temiang sudah sering digunakan warga. Bahkan sejak Rabu (21/8), hutan Sei Temiang sudah didatangi warga untuk mengambil air.

    “Dari tadi pagi, sudah banyak warga yang datang. Bahkan, mereka sampai antri,” jelasnya.

    Sardayan melanjutkan, warga yang mengambil air dari Hutan Sei Temiang tidak takut meski pun ada larangan. Semua itu dilakukan warga karena memang sedang krisis air.

    “Apa yang dilakukan warga itu sudah benar. Harusnya pihak ATB yang mencari solusi, jangan membiarkan warga melakukan seperti ini,” tutupnya.(jho)