Duh…Kuburan di Batam Ditimbun Sampah

    spot_img

    Baca juga

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...
    spot_img

    Share

    Kuburan di Pemakaman Taman Langgeng Seipanas yang katanya mau dijadikan tempat wisata religi ditimbun sampah.(posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Walikota Batam Muhammad Rudi berniat menciptakan objek wisata baru, salah satunya wisata religi Makam Taman Langgeng Seipanas, Batamkota.

    “Kuburan Taman Lenggeng Seipanas itu mau kita percantik, kita bikin terang benderang, kita kasih fasilitas untuk wisatawan, jadikan obyek wisata religi, jadi tak ada lagi kesan angkernya,” papar Rudi saat berkunjung dan diskusi dengan warga Batamkota belum lama ini.

    Namun pembangunan objek wisata itu tidak bisa serta merta terjadi, hal ini karena lahan kuburan Taman Langgeng itu masih berada di BP Batam dan belum diserahkan ke pemerintah Kota Batam. Katanya, termasuk sekitar satu hektar lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu yang telah di PL-kan ke pengusaha. Rudi minta agar dikembalikan, karena demi kepentingan umat. Lahan tersebut, kini jadi pemukiman liar di huni ratusan warga. Belum kelar masalah lahan. Kini sampah menghantui kuburan tersebut.

    Postingan itu sudah ditanggapi 2,4 ribu dan dibanjiri ratusan komentar serta dibagikan sebanyak 78 kali oleh warganet. Hingga, Senin (12/8) sekitar pukul 16.00 WIB, seorang admin di media sosial Facebook menonaktifkan komentar untuk postingan Khaidir, terkait kuburan yang tertimbun sampah di Taman Langgeng Seipanas, Kecamatan Batamkota.

    Pro dan kontra meramaikan lini massa. Bahkan kini, teror mengintai pria tiga puluh tujuh tahun itu.
    “Setelah itu (postingan), ada yang datangi saya. Bahkan neror,” ujar Khaidir. Namun hal itu tak menyurutkan niat bapak tiga anak itu untuk menjadi relawan kebersihan di kuburan tersebut.

    “Matipun, paling dikubur di sini,” selorohnya ditemui posmetro.co, sorenya. “Lebaran kemarin, mata saya yang sebelah bengkak karena dipukulin,” ujar Khaidir bercerita, karena terlalu “ngegas” soal sampah di sekitar kuburan. Namun, warga yang sudah 5 tahun bermukim di Rukun Tetangga (RT) 6, Baloi Kolam, Batamkota tersebut sedikit pun tak gentar.

    “Siapa yang tidak ingin ‘rumah’ terakhir kita ini dijaga dan bersih dari sampah. Ayo bersama- sama kita bersihkan kuburan dari sampah,” tegasnya. Khaidir mengaku, terenyuh ketika melihat beberapa makam ada yang sudah lama tertimbun sampah. Makam tersebut juga jarang diziarahi keluarga.

    “Tengok aja tu, ada popok, plastik, sampah rumah tangga, limbah kaca, ban bekas, kasur bekas pun dah nutupin kuburan, macam-macam lah,” jelas Khaidir sambil menyisihkan sampah-sampah yang sudah menutup badan kuburan. Terlihat, di lokasi ada dua kuburan lama yang sekelilingnya penuh sampah. Bahkan nyaris tertimbun dengan sampah. Kuburan-kuburan tersebut, letaknya persis di belakang dapur pemukiman liar Baloi Kolam. Kondisinya jorok. Bukan seperti kubur. Tapi layaknya tempat pembuangan sampah dan barang rongsokan. Sisa dari kegiatan pasar kaget juga ikut menyampah di kuburan.

    Selama delapan bulan patroli di kuburan, Khaidir mengaku, kerab berselisih pendapat dengan oknum warga yang tidak peduli dengan lingkungan. “Sebelumnya makam di atas (sambil menunjuk blok makam Nasrani dan Tionghoa) juga sering ada yang buang sampah di situ. Ada aja. Setelah saya bersihkan dan rutin patroli, sempat cek-cok mulut akhirnya sudah tak ada lagi yang berani buang sampah di situ,” terangnya.

    Tapi, di sisi lain, masih ada juga warga yang peduli dengan kebersihan kuburan. “Apapun latar belakang kita, ingat, inilah tempat peristirahatan terakhir kita,” pesan Khaidir.

    Setahu Khaidir, sampah warga ruli setempat tidak pernah diangkut oleh petugas kebersihan. “Adapun, palingan ngangkut sampah rongsokan usaha besi tua di depan. Bukan ngangkut sampah rumah tangga warga ruli. Karena itulah mungkin, warga buang sampah ke kuburan,” tutupnya.

    Ditemui di kantornya, Yanto, Ketua Yayasan Makam Taman Langgeng, Seipanas  masih terlihat sibuk. “Ngobrolnya sama Pak (menyebut nama pengurus lain). Saya masih banyak kerjaan,” kata Yanto singkat. Data yang diperoleh, luas lahan kuburan sekitar 7 hektar. Dan setiap tahunnya, ada sekitar 800 kuburan baru di lokasi. Karena keterbatasan lahan, ada wacana pengelola untuk menjadikan lahan yang sedikit di depan pintu masuk untuk kuburan bayi dan anak, namun lokasi tersebut kini menumpuk barang rongsokan.

    Terpisah, Kabag Humas dan Protokol Pemko Batam, Efrius dikonfirmasi mengaku, akan menindaklanjuti laporan masyarakat terkait makam Taman Langgeng Seipanas yang kini dihantui sampah. “Siap, kita tindaklanjut,” kata Efrius.(cnk)