Sejak Kecil, Ucok Ingin Lingkungannya Bersih dari Sampah

    spot_img

    Baca juga

    Modena Memperkenalkan Cooker Hood AX Series

    >>> Untuk Pengalaman Memasak Lebih Modern BATAM, POSMETRO.CO : Modena,...

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...

    Cara Diam Kapolda Kepri dalam Menyalurkan Bantuan 

    BERBUAT diam-diam, diam-diam berbuat. Itulah yang dilakukan Kapolda Kepri...
    spot_img

    Share

    Kapolres Tanjungpinang, AKBP Ucok Lasdin Silalahi saat bersih-bersih di  lingkungan Mapolres. 

    PINANG, POSMETRO. CO: Sejak 29 Maret 2018 lalu, Kepolisian Resort (Polres) Tanjungpinang mendapat energi baru. Sosok polisi berpangkat melati dua tiba-tiba menarik perhatian tidak hanya di lingkungan jajaran Polres, tetapi masyarakat Kota Tanjungpinang juga terkagum dengan berbagai program kerjanya yang kian mengharumkan citra kepolisian.

    Ya, namanya Ucok Lasdin Silalahi, berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Ia mulai mengemban amanah sebagai Kapolres Tanjungpinang setelah AKBP Ardiyanto Tedjo Baskoro menyerahkan tongkat komando kepadanya. Sejak itu, Ucok langsung bermanuver melakukan perubaham khususnya di internal Polres Tanjungpinang.

    Ada yang menarik perhatian kala itu. Ucok bukan membuat gebrakan di bidang penegakan hukum, namun malah memberikan contoh aksi peduli lingkungan. Ketika itu, perwira menengah kelahiran Jakarta, 42 tahun silam sontak membuat anak buahnya kaget ketika dirinya memunguti sampah yang ada di hadapannya.

    Aksi ini mirip seperti yang dilakukan sosok mantan Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Umar Septono yang dulu sempat viral karena kerendahan hatinya, berbaur dengan masyarakat dan keringantanganannya memunguti sampah yang terlihat oleh matanya. Hal serupa juga dilakukan Ucok di lingkungan Polres Tanjungpinang.

    Ucok kala menjabat sebagai orang nomor satu di jajaran Polres Tanjungpinang banyak membuat perubahan. Mulai melakukan berbagai kegiatan peduli lingkungan, bergotong royong membersihkan sekitar Mapolres Tanjungpinang, bahkan turun ke lapangan untuk memberikan drainase yang tersumbat oleh tumpukan sampah.

    Kegiatan itu misalnya di Jalan Ir Sutami, tepatnya di seberang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Suka Berenang. Saat itu, Ucok bersama jajarannya turun ke selokan di depan SPBU tersebut. Ia bahkan tak segan-segan memunguti sampah dan rumput yang menghambat proses mengalirnya air.

    Aksi itu berdampak tak hanya lingkungan sekitar, namun masyarakat Kota Tanjungpinang. Sehingga program bersih-bersih itu kini diapresiasi dari sejumlah kalangan masyarakat. Apalagi, belakangan ini jajaran Polres Tanjungpinang dianggap polisi yang sangat tanggap dengan berbagai peristiwa.

    Misalnya, beberapa kejadian yang membahayakan manusia seperti pohon tumbang, banjir dan peristiwa lainnya yang terjadi di wilayah Kota Tanjungpinang. Ketika kejadian banjir di Jalan DI Panjaitan, Batu 7, Ucok langsung turun tangan membantu menguras air yang saat itu mengganggu arus lalu lintas warga.

    Kemudian, Ucok juga pernah terjun langsung ke rawa-rawa di kawasan Jalan Kuantan. Kala itu, ia ikut mencari salah satu bocah yang terseret arus sungai dan beberapa peristiwa lainnya yang juga melibatkan personel Polres Tanjungpinang.

    Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Air, Lingkungan dan Manusia (ALIM) Kepulauan Riau, Kherjuli mengapresiasi program peduli lingkungan yang dieksiskan oleh Kapolres Tanjungpinang. Di mata dan hatinya, Ucok merupakan sosok yang begitu peduli terhadap daya rusak air dan lingkungan.

    “Kami memiliki catatan dari beberapa peristiwa. Baik peristiwa yang menelan jiwa, maupun yang tidak. Kapolres Tanjungpinang turun langsung ke TKP (Tempat Kejadian Perkara) didukung jajarannya,” kata Kherjuli belum lama ini.

    Seperti TKP Sungai di jalan Kuantan, kata Kherjuli, Kapolres Tanjungpinang menelusuri sungai dengan berkubang lumpur dan seragam dinasnya basah. Waktu itu sedang proses pencarian bocah yang terseret air dan ditemukan tidak bernyawa.

    Begitu juga di TKP banjir di kawasan Batu 7, Batu 9, Kampung Yudowinangun dan beberapa lokasi lainnya. Saat itu, banyak orang justru berdiam diri di rumah dan menghindar dari guyuran hujan deras, Ucok malah turun langsung ke lokasi hingga larut malam

    “Kami pernah berdialog dengan Kapolres terkait kepeduliannya terhadap daya rusak air (banjir, longsor dan kekeringan), di situ saya pribadi menilai, memang rasa kepedulian itu muncul dari dalam hati beliau,” ujarnya.

    Padahal, kata Kherjuli, bila penanganan sebuah peristiwa sebut saja banjir misalnya, masyarakat mengira itu ditangani oleh pemerintah setempat, bukan ke Polres Tanjungpinang. Menurutnya, kepolisian bisa saja tak mau ambil peduli, karena tanggung jawab penangan banjir ada pada pemerintah daerah.

    “Nah, Kapolres Tanjungpinang punya pertimbangan lain, ada dasar hukumnya. Dimana Kepolisian RI punya tugas ikut mencegah jatuhnya korban, baik di sungai, pemukiman dan jalan raya,” ucapnya.

    Hal itu, kata pria berkaca mata ini, upaya yang dilakukan Polres Tanjungpinang tidak saja terkait nyawa seseorang, tetapi juga harta benda, kenyamanan, keamanan dan ketertiban umum. Di daerah lain, yang banjirnya skala besar, sudah tidak mengherankan lagi ada sosok Kapolres seperti Ucok ini.

    “Tapi di Tanjungpinang, ini termasuk langka. Karena kebanyakan orang menganggap, daya rusak air tidak begitu berbahaya. Intensitasnya kecil dan tidak sampai menelan jiwa,” tuturnya.

    Tapi, kata Kherjuli, kenyataannya benar apa yang dilakukan Kapolres Tanjungpinang itu, dan LSM ALIM Kepri sepakat serta memberikan apresiasi yang lebih atas kepedulian Kapolres Tanjungpinang dan jajarannya terhadap kondisi Kota Tanjungpinang.

    “Yang namanya daya rusak air, tetap saja kurang baik dan terbukti, walau dianggap sepele, beberapa kali menelan nyawa,” ujarnya lagi.

    Bagi orang dewasa, mungkin tak berbahaya. Dianggap ketinggian genangan air hanya setinggi lutut. Tapi, lanjut Kherjuli, bagi anak-anak sudah di atas bahu atau mungkin kepala mereka. Hal ini berbahaya bagi mereka mau pun kelompok rentan lainnya.

    Sementara itu, Ucok mengaku bahwa kebersihan itu bukan lagi masalah kedua atau kesekiannya, namun ia menganggap, kebersihan itu sudah menjadi kebutuhan primer. Sehingga, Polres Tanjungpinang berupaya hadir di tengah-tengah masyarakat untuk berkontribusi dalam melestarikan lingkungan.

    “Kalau kebutuhan, ada hal-hal yang kurang, sifat kita merasa gak nyaman, sehingga sebisa mungkin kami berperan turut menjaga lingkungan,” kata Ucok usai menghadiri undangan acara di kediaman Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Jumat (5/7) siang.

    Dibenaknya, Ucok menginginkan Kota Tanjungpinang ini bersih dari sampah. Konsep gotong royong dianggap telah memberikan motivasi kepada seluruh pihak. Terutama bagi dirinya sendiri, lingkungan Polres Tanjungpinang dan masyarakat secara luas.

    “Bersih itu dari diri sendiri, kemudian mengajak lingkungan dan masyarakat, bahwa kebersihan itu adalah kebutuhan,” imbuhnya.

    Ucok menceritakan, prinsip bersih memang sudah lama ditanamkan di dalam dirinya. Menjaga kebersihan juga diajarkan sejak kecil saat masih dalam lingkup keluarga. Sehingga, prinsip menjaga lingkungan agar selalu bersih ini diimplementasikan didalam kehidupan sehari-hari.

    “Kalau kebutuhan, kita kan diajari orangtua, agama juga mengajari agar menjaga kebersihan, kebersihan sebagian dari iman, dan saya pikir anak-anak Tanjungpinang sama seperti saya,” ujarnya.

    Dewasa ini, Ucok mengaku sudah tidak nyaman ketika melihat sampah sekecil apapum di hadapannya. Dengan membersihkan sampah itu, ia pun bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat. Konsep menjaga kebersihan ini diharapkan terus ada di tubuh seorang Polri.

    “Ketika membersihkan sampah ini, seperti tak berjarak dengan anggota, kalau di kantor seperti berjarak, sebenarnya masyarakat Tanjungpinang, anggota saya juga sudah punya konsep menjaga lingkungan, saya hanya mengintensifkannya lagi,” katanya.

    Di hari Bhayangkara ke 73 ini, Ucok meminta masukan dan saran dari masyarakat Kota Tanjungpinang terkait kinerja Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ia berharap akan ada interaksi yang lebih baik antara Polri dan masyarakat. Ia juga menginginkan yang terbaik untuk masyarakat Kota Tanjungpinang.

    “Bagi masyarakat yang merasakan kekurangan pelayanan Polri, saya mohon maaf, dan tidak ada anak buah saya yang salah, kalau ada kekurangan itu, ya Kapolres, bagi saya sebagai Kapolres interaksi saya dengan masyarakat banyak terbantu ketika saya turun ke tengah masyarakat langsung, bukan mengurusi sampah, tapi semua aktivitas kalau dibiayarkan nanti ujungnya ke gangguan Kamtibmas,” pungkasnya. (Albet)