Kampung Terih Destinasi Digital Penunjang Ekonomi Masyarakat Perbatasan

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Batam adalah kota industri. Juga kota pariwisata. Mulai dari gemerlap kota dan wisata belanja yang telah menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun asing, keunggulan geografis pun telah lama mampu dijual sebagai obyek wisata. Salah satunya, tentu saja pantai-pantai yang nyaman dengan makanan laut yang melengkapinya. Inilah yang membuat Batam menjadi Kota paling banyak didatangi turis di Indonesia (terbanyak ketiga setelah Bali dan Jakarta). Menariknya, peran serta masyarakat untuk menunjang wisata ini sangat besar. Pantai Terih bisa menjadi contoh.

    Oleh: Iklil Faiz

    BATAM, POSMETRO.CO : Riana suntuk. Hiruk-pikuk kota membuat wanita 28 tahun ini merasa bosan. Diambilnya ponsel pintar dan mulailah dia berselancar di dunia maya.

    Wanita berambut pendek ini ingin rehat. Dia ingin bersantai di tepi pantai. Merasakan rindangnya pepohonan, sekaligus indahnya laut Batam. Dicarinya informasi tempat wisata, di dunia maya. Media sosial seperti instagram, facebook, dan twitter jadi acuannya.

    “Kampung Terih yuk?” Riana mengajak keluarganya.

    Tak banyak persiapan. Berpakaian kaos oblong dan celana pantai, mereka berangkat pada siang di akhir Oktober kemarin.

    Cuaca sangat mendukung. Tak terlalu panas, juga tak mendung gelap. Kesempatan ini yang mereka manfaatkan untuk berwisata. Tanpa membawa tetek-bengek persiapan yang aduhai merepotkan.

    Butuh 15 menit untuk sampai ke lokasi. Memang, tempat tinggal Riana, tidak terlalu jauh dengan Terih. Sesampai di lokasi, pasukan 5 wanita ini langsung asyik berburu selfie.

    “Dapat info dari instagram. Katanya ini wisata andalan Batam yang baru,” Riana memberitahu penulis.

    Hal pertama yang terkesan di Kampung Terih, terasa tenang. Deru angin dan ombak kecil laut Nongsa, membuat suasana semakin damai. Pepohonannya rindang, membuat udara terasa sejuk. Warganya ramah. Dan gemar membantu.

    Jembatan dari palet kayu di antara hutan bakau, membuat pengunjung merasakan sensasi berada di hutan tropis. Di samping kiri dan kanan, terdapat genangan air laut yang didalamnya hidup beraneka ragam biota laut.

    Pengunjung menikmati pesona hutan bakau di Kampung Terih. (posmetro/iklil)

    Riana pun tak menampik keasyikan Terih. Wanita penikmat lagu Melayu ini bersemangat mencari spot untuk berfoto. Seperti perumpamaan anak jaman now, Terih memang “Instagramable”.

    “Ada tulisan-tulisan yang kreatif. Hutan bakaunya juga sejuk. Betahlah,” nada semangatnya semakin terbawa.

    Beda Riana, beda pula Ashab. Lelaki berambut lurus ala korea ini datang ke Terih untuk menemani Shinta, pacarnya. Ia mengaku, sebelumnya sempat merasa malas ketika diajak jalan-jalan. “Tapi pas sampai sini jadi malas pulang,” katanya berubah pikiran.

    Dibanding dengan suasana pusat kota Batam yang itu-itu saja, Terih datang dengan sejuta rasa baru yang membuat pengunjungnya terkesima. Tak ayal, lokasi ini pernah digadang-gadang jadi salah satu destinasi prioritas yang ada di Batam.

    Menurutnya, Kampung Terih tergolong lokasi yang “easy to go”. Selain karena infrastruktur jalan yang memadahi, pelancong juga tak perlu repot bawa makanan dan tempat duduk karena sudah disediakan.

    “Mau makan kepiting. Katanya ibu itu masaknya enak,” Shinta menunjuk salah satu kantin sembari pergi bersama pasangannya.

    Sementara Dermawan, warga Bengkong, datang dengan temannya. Dermawan merasa senang ada lokasi wisata baru yang banyak mendukung anak muda berkreasi. Dengan banyaknya spot foto yang asik, ia yakin akan banyak fotografer muda yang mampir ke Terih untuk sekedar mengabadikan momen.

    “Banyak banget tempat bagusnya. Ada penyu, pelantar di bakau, mandi di laut, dan makanan enak,” kata Dermawan.

    Ia yang saat itu datang bersama tiga rekannya, sama sekali tak merasa kecewa meski jauh-jauh berkunjung dari Bengkong ke Nongsa. “Oh iya, kalau bisa pengunjung juga harus menjaga kebersihan. Karena sudah banyak disediakan tempat sampah di sini,” pria berkacamata ini mengingatkan.

    Ekonomi Masyarakat Membaik

    Kampung Terih dijadikan objek wisata, karena kesadaran masyarakat. Mendengar tentang besarnya perputaran ekonomi di sektor pariwisata, warga sekitar tak mau tinggal diam. Bersama Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Kota Batam, mereka mulai berbenah dan membuka Terih untuk umum.

    Dulu, Kampung Terih tak semenarik sekarang. Di sana hanya ada beberapa rumah warga, dan pelantar kayu yang compang-camping. Bermodal hutan bakau yang asri, warga dan GenPI mulai mempercantik Terih. Ekonomi warga pun semakin membaik setelahnya.

    Nunung, Ketua GenPI Kota Batam, mengatakan bahwa Terih bisa menerima pengunjung sampai ratusan. Dari pagi sampai sore, banyak sekali yang berkunjung. Selain itu, tak hanya warga lokal yang datang. Bahkan ada beberapa pelancong dari Malaysia, yang datang ke sana.

    “Orang Malaysia itu nyari Ketam Renjong. Kami juga siapkan makanan khas pesisir,” katanya.

    Di Kampung Terih, lanjut Nunung, akan diberikan tema berbeda setiap minggunya. Namun untuk lokasi, tetap buka setiap hari. “Tematik saja. Kalau sekarang ada payung-payung dan tulisan. Minggu depan beda lagi,” kata Nunung.

    Bersama organisasinya, Nunung memang diwajibkan sadar pariwisata sejak dini. Dengan mengandalkan media sosial, ia berharap Kampung Terih bisa menjadi salah satu destinasi andalan yang ada di Batam. “Dengan begitu, perputaran ekonomi warga sekitar juga naik,” ungkapnya.

    Tercatat, ada 15 anggota GenPI yang terlibat dalam pengenalan Kampung Terih ke wisatawan. Semuanya menggunakan media sosial. Meski tetap menggandeng Pemerintah- dalam hal ini Kementerian Pariwisata, Nunung berharap Terih bisa menjadi destinasi mandiri dan masyarakatnya mampu berdaya.

    Pentingnya Destinasi Digital di Perbatasan

    Seiring berkembangnya teknologi, industri pariwisata juga turut berevolusi. Memanfaatkan media sosial, kini destinasi wisata berlomba memperbanyak spot foto untuk menampung harapan masyarakat milenial.

    “Objek wisatanya sudah bergerak. Hampir semua orang memakai teknologi digital,” kata pelaksana tugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata.

    Batam, tentu saja mengakomodir kesempatan ini. Menurutnya, pariwisata digital sangat dibutuhkan, terutama di daerah perbatasan seperti Batam. Pengelola harus super kreatif, untuk menciptakan sesuatu yang unik dan baru.

    “Dan Terih merupakan salah satu destinasi digital. Dan akan banyak lainnya,” Ardi optimis.

    Pemerintah akan sangat senang dan mendukung, jika Batam memiliki banyak lagi destinasi digital. Pasalnya, ada tiga konsen utama yang dikerjakan Disbudpar Batam. Diantaranya; kepariwisataan, kebudayaan dan badan ekonomi kreatif.

    “Saat ini Batam nomor tiga pariwisata terbanyak pengunjungnya. Dan kita akan lebih aktif lagi untuk gaet mancanegara. Bukan tak mungkin akan melampaui Jakarta,” tegasnya. ***