BATAM, POSMETRO.CO: Pembangunan jembatan Pulau Batam menuju Pulau Bintan segera teralisasi. Hal ini ditandai dengan pemancangan patok titik awal lokasi landing di Kabil, Nongsa, oleh Pjs Gubenur Kepri Bahtiar Baharuddin, Selasa (1/12) sore.
Pjs Wali Kota Batam, Syamsul Bahrul mengatakan, Pemerintah Kota Batam mendukung penuh pembangunan jembatan Batam-Bintan (Babin). Di antaranya penyiapan lahan bersama Badan Pengusahaan (BP) Batam. Hal dikarenakan, akses jalan menuju jembatan tersebut belum dibangun.
“Ini harus jadi perhatikan khusus, karena tahun 2021 nanti jalan ke sana belum dibangun dulu. Karena, banyak truk dan alat berat lewat. Jadi biarkan saja jalan tanah dulu,” kata Syamsul, Rabu (2/12).
Sambungnya, wacannya akses jalan ke jembatan mulai dibangun 2022 mendatang. Selain itu, pihaknya juga akan mensosialisasikan pembangunan jembatan Babin ini sebagai ikon Kepri.
“Kita sangat senang sekali. Apalagi Tanjung Sauh itu di luar wilayah Free Trade Zone (FTZ). Artinya, Pemko penuh mengelola Pelabuhan tersebut tetapi tetap harus bekerjasama dengan BP Batam,” papar Syamsul.
Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin didampingi Pjs Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum, Plh Kepala BP Batam, Purwiyanto, melakukan pemancangan titik awal lokasi landing point dilakukan. Hadir juga perwakilan Pemkab Bintan, BPN Kepri, dan TNI-Polri. Ada empat pulau terhubung Pulau Batam-PulauTanjung Sauh-Pulau Buau-Pulau Bintan.
“Karena ini lahan BP Batam. Dan tentunya BP Batam mendukung. Kalau kurang, mereka siap membantu lahan,” ujar Bahtiar.
Jembatan tersebut akan dibangun ditahun 2021 mendatang. Peresmian dan penetapan titik, merupakan rencana pembangunan yang sudah lama dimimpikan selama 20 tahun. Bahkan, jembatan ini menjadi ikon di Kepri.
“Kita sudah gelar rapat dengan PUPR. Karena tidak selesai-selesai, titiknya dari mana. Hasilnya, kita putuskan mulai. Kalau kebanyakan diskusi, tak jadi,” tegasnya.
Bahtiar, juga mengusulkan nama gelar pahlawan yakni Panglima Perang, Dipertuan Muda Pertama Kelana Jaya Putra yang memindahkan kerajaan dari Johor. Dari Pulau Batam ke Pulau Tanjung Sauh, 20 meter. Kemudian dari Tanjungsauh ke Pulau Buau tingginya 40 meter dari pasang tertinggi. Sehingga dipastikan tingginya, bisa dilewati kapal Dewa Ruci.
“Semua kapal bisa lewat. Ini penting, karena kita berhadapan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Kalau usulan nama Jembatan Kelana Jaya Putra,” imbuh Dirjen Polpum Kemendagri ini.(hbb)