Penjual Bensin dan Gas LPG Tak Berizin Dirazia: “Tukang Becak yang Jual ke Saya Pak”

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Sejumlah tabung gas 3 kilogram tak berizin diangkut tim razia jajaran Disperindag Kota Batam. Foto: jho

    BATAM, POSMETRO.CO: Kelangkaan gas elpiji (LPG) 3 kilogram dan premium mendapat perhatian khusus Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam. Jajaran Disperindag langsung melakukan razia ke lapangan.

    Kedatangan petugas seakan membuat pedagang gas ketakutan, khususnya bagi yang tak punya izin. Sebagian dari mereka berdalih lupa meletakkan kunci kerangkeng (tempat gas) agar tabung gasnya tak diangkut petugas.

    “Jika tak bisa dibuka, kerangkeng gasnya pun akan kami angkut,” kata seorang petugas.

    Mendengar perkataan petugas, pedagang gas liar itu langsung bergegas membuka gembok. Razia gas ukuran 3 kg ini digelar di kawasan Batuaji dan Sagulung. 1 unit pick up sudah disediakan untuk mengangkut gas yang tidak ada izin jual.

    Gustian Riau, Kadisperindag Kota Batam menyebut razia ini atas adanya aduan masyarakat terkait kelangkaan gas LPG 3 kg. Namun secara prosedural, gas melon ini tidak langka, bahkan stoknya dipastikan aman sampai akhir 2020.

    “Jadi secara proseduralnya tak ada langka, bahkan stoknya akan aman sampai bulan Desember 2020,” ucapnya saat razia gas, Selasa (6/10) siang di kawasan Tunas Regency, Sagulung.

    Namun dari pantauan Disperindag, kelangkaan gas ini karena adanya permainan pemilik pangkalan dan pelangsir. Sehingga yang menjadi korban adalah masyarakat yang membutuhkan gas bersubsidi.

    “Harga normal dari pangkalan Rp 18 ribu. Tapi setelah di warung eceran, harganya sudah mencapai Rp 25 ribu, ini sudah meresahkan masyarakat,” ungkapnya.

    Gustian Riau menambahkan, biasanya setiap pangkalan akan mendapatkan suplai gas sebanyak 50 tabung sampai 80 tabung gas atau sesuai dengan kebutuhan di lingkungan. Bahkan dalam aturannya, pemilik pangkalan harus menjual gas kepada warga yang terdata di dalam pangkalan.

    “Tindakan kita saat ini mengamankan semua gas yang dijual secara eceran. Kami juga masih mencari pelangsir gas yang menjual gas ke warung eceran,” tuturnya.

    Tak hanya gas ukuran 3 kg saja, petugas juga menertibkan minyak jenis premium yang dijual botolan. Keberadaan minyak eceran ini telah meresahkan masyarakat karena adanya permainan para pedagang.

    “Premium juga sulit dicari. Nah, biasanya para pedagang akan membeli premium dengan jumlah banyak, kemudian dijual botolan untuk memperoleh keuntungan yang cukup besar,” tutupnya.

    Marni, warga Sagulung merasa lega setelah adanya razia gas eceran. Dengan demikian, hal ini bisa memberikan efek jera kepada pedagang yang tak berizin.

    “Selama ini pedagang eceran mengambil keuntungan banyak, mereka memanfaatkan kelangkaan gas untuk mencari untung gede,” tuturnya.

    Dari pengamatan Marni, jika sudah adanya tindakan serius dari petugas, maka kemungkinan besar gas 3 kg akan mudah dicari karena memang stoknya terus ada.

    “Kalo ada tindakan tegas dari petugas, kita pun merasa lega. Begitu juga dengan minyak premium yang sulit dicari, itu harus dipantau terus,” tutupnya.

    Pantauan di lapangan, pedagang gas yang tidak punya izin menjual hanya bisa pasrah ketika tabung gasnya diangkut petugas. Sebagian dari mereka masih berusaha menyembuyikan tabung gas di dalam rumahnya, tapi tetap saja berhasil ditemukan petugas.

    “Biasanya ada tukang becak yang jual ke saya, harganya sekitar Rp 20 ribu. Jadi saya kembali jual di atas Rp 20 ribu, meski demikian, banyak juga warga yang membelinya, bahkan cepat habis,” ucap seorang pedagang eceran.(jho)