7 Tahun Pengerjaan Semenisasi Tak Kunjung Selesai

    spot_img

    Baca juga

    Anak Disetubuhi Pacar, Ayah Kandung Malah Ikut-ikutan

    BATAM, POSMETRO: Seorang lelaki paruh baya di Kecamatan Bengkong,...

    MTQ Tingkat Kabupaten Natuna Digelar 21 hingga 26 April 2024

    NATUNA, POSMETRO.CO : Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XI Tingkat...

    Telkom Indonesia Kembali Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024  

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Konsisten mewujudkan transformasi sumber daya manusia,...

    Armada Rusak, Lalat dan Belatung “Serang” Rumah Warga di Sagulung 

    BATAM, POSMETRO.CO : Hampir sebulan sampah di Perumahan Citra...

    Susu Pertumbuhan vs Susu UHT: Mana yang Lebih Baik untuk Tumbuh Kembang Anak

    Jakarta, POSMETRO: Saat anak mulai memasuki masa MPASI, orang...
    spot_img

    Share

    Kondisi Semenisasi Jalan yang dibangun sejak 7 tahun lalu, hingga kini belum selesai pengerjaannya.(Foto-jho)

    BATAM, POSMETRO.CO:  Sudah 7 tahun jalan menuju Perumahan Rabayu dan Laguna Regency RW 19, kelurahan Tanjungriau, Sekupang rusak. Hingga kini, jalan tersebut masih dalam kondisi memprihatinkan, sebab di saat turun hujan akan becek.

    “Sulit lewat dari jalan becek itu, harus serba pelan, banyak juga pengendara yang jatuh,” ucap Oras, warga Perumahan Rabayu.

    Oras menyebut, sudah 7 tahun jalan akses perumahan mengalami kerusakan. Perbaikan jalan ini pun sudah sering di keluhkan oleh masyarakat sekitar, namun tak kunjung ada perbaikan.

    “Akhirnya warga hanya bisa sabar dan menunggu kapan perbaikan, sebab sudah 7 tahun kondisinya seperti ini,” katanya, Minggu (27/9) siang.

    Oras mengakui, dua pekan lalu sempat ada semenisasi di lokasi jalan rusak. Proyek tersebut di sebut sebut dari anggota DPRD Provinsi Kepri. Tapi pengerjaannya membuat warga kecewa.

    “Proyek ini belum diketahui secara pasti sumber dananya dari mana. Anehnya lagi, jalan yang di semenisasi itu tidak bisa digunakan warga karena miring dan retak-retak,” ungkapnya lagi.

    Selain itu, lanjut Oras, proses pengerjaan jalan terkesan asal-asalan, sebab tidak didahului dengan pengerasan tanah yang ditimbun. Bahkan semenisasi jalan tidak sampai 30 persen.

    “Sudah gitu pengecoran ditikungan jalan tidak sesuai dengan standartnya, miring dan terjang. Itu sangat membahayakan pemotor terutama kaum ibu-ibu. Ini jalur keluar masuk masa gini hasil kerjanya,” keluhnya.

    Ridwan, warga lainnya ikut mengeluhkan semenisasi jalan yang asal asal ini. Menurutnya, perbaikan jalan harus di awali dengan pengerasan tanah. Lalu semenisasi jalan jangan di lakukan separuh saja, sehingga membuat warga kesal.

    “Kalau memang belum ada dana, jangan di paksakan, jadinya begini, makin becek jalan kami,” singkatnya.

    Pantauan di lapangan lokasi jalan yang disemenisasi dengan anggaran yang belum jelas asal usulnya ini memang janggal karena tidak lurus dengan lokasi jalan yang sudah duluan disemenisasi serta tidak rata.

    Jalan yang sudah disemenisasi pun tak bisa digunakan sebab ditutup kembali dengan bebatuan untuk menghindari kerusakan yang lebih parah. Pinggiran jalan yang semenisasi sudah banyak yang longsor karena tidak ada tembok pembatas. (jho)