Melirik Pembangunan Hanggar Baru MRO di Hang Nadim Batam

    spot_img

    Baca juga

    Empat Penghuni Hotel Melati di Jodoh- Nagoya Diangkut Polisi

    BATAM, POSMETRO: Diduga kerap dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan narkotika,...

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) oleh Batam Aero Technic, rencanannya akan menjadi pusat perawatan pesawat terbesar di Asia Tenggara.

    Customer Relation Manager, Batam Aero Technic, Suci Perwira Negara, mengatakan, di lahan seluas 33 hektar rencananya akan dibangun dalam enam fase.

    Katanya, saat ini pembangunan hanggar fase 1 dan 2 telah selesai dan kegiatan maintenance, repair & overhaul (MRO) mulai beroperasi.

    “MRO mulai dibangun tahun 2012, mulai beroperasi tahun 2014 hingga kini dipusatkan tiga hanggar A, B dan C,” ujar Suci Perwira Negara, Kamis (3/9).

    Lanjut dia, pada tahap ke dua, Batam Aero Technic, juga telah membangun hanggar khusus untuk pengecatan pesawat terbang full-body yang dilengkapi dengan fasilitas air ventilation system guna mendukung kualitas pengecatan.

    “Hanggar A, B dan C ini bisa menampung 15 pesawat sekaligus. 13 pesawatnya untuk maintenance, dan dua pesawat sekaligus bisa untuk pengecatan,” ulasnya.

    Kemudian, pada periode tahun 2019-2022, akan diadakan pembangunan fase 3, berupa maintenance hanggar, supporting dan fasilitas publik. Keberadaan hanggar fase tiga ini dapat mengakomodasi tambahan 6 pesawat terbang sekaligus.

    “Kalau hanggar tahap 3 ini selesai, kami bisa menampung kurang lebih 21 pesawat,” tambah Suci.

    Batam Aero Technic telah menargetkan, apabila keenam fase pembangunan telah selesai di lahan seluas 33 hektar tersebut, maka lokasi MRO ini dapat mengakomodasi sekitar 56 pesawat terbang sekaligus.

    Dengan ditetapkannya status lokasi MRO sebagai KEK, maka berbagai kemudahan pembangunan dapat terjadi. Dukungan fiskal maupun non-fiskal saat ini diperoleh dari Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Kementerian Koordinator Perekonomian. (cnk/adv)