Soal Baliho, DPC Hanura Batam Ajak Lihat Secara Proporsional

    spot_img

    Baca juga

    Anak Disetubuhi Pacar, Ayah Kandung Malah Ikut-ikutan

    BATAM, POSMETRO: Seorang lelaki paruh baya di Kecamatan Bengkong,...

    MTQ Tingkat Kabupaten Natuna Digelar 21 hingga 26 April 2024

    NATUNA, POSMETRO.CO : Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XI Tingkat...

    Telkom Indonesia Kembali Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024  

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Konsisten mewujudkan transformasi sumber daya manusia,...

    Armada Rusak, Lalat dan Belatung “Serang” Rumah Warga di Sagulung 

    BATAM, POSMETRO.CO : Hampir sebulan sampah di Perumahan Citra...

    Susu Pertumbuhan vs Susu UHT: Mana yang Lebih Baik untuk Tumbuh Kembang Anak

    Jakarta, POSMETRO: Saat anak mulai memasuki masa MPASI, orang...
    spot_img

    Share

    Pengurus DPC Hanura Kota Batam seusai mengadakan rapat beberapa hari lalu.

    BATAM, POSMETRO.CO : Ketua DPC Partai Hanura Batam Iwan Krisnawan memilih bersikap tenang, menyikapi ketegangan antara Ketua DPW Partai Nasdem Kepri Muhammad Rudi dengan pengurus DPD Hanura Kepri.

    Ia menilai, ketegangan yang dipicu baliho yang memuat secara bersamaan gambar Isdianto-Suryani dengan Rudi-Amsakar itu, bisa diselesaikan dengan cara yang lebih bijaksana.

    Menurut Iwan, persoalan ini harus dilihat secara proporsional. “Saya tidak bicara soal partai lain, saya bicara soal Hanura. Di Hanura ada porsinya masing-masing,” ujarnya di Batam Centre, Selasa (1/9/20).

    Ia menegaskan, sesuai arahan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hanura, DPC diberi kewenangan menentukan pasangan calon wali kota yang akan didukung. Demikian juga dengan DPD yang diberi hak untuk menyokong pasangan calon gubernur.

    Dalam konteks pemilihan
    Wali Kota Batam, DPC Hanura sudah menyatakan dukungannya kepada pasangan Rudi-Amsakar yang diusung Nasdem. Di tingkat provinsi, DPD Hanura bersama PKS Kepri memilih mengusung calon sendiri, Isdianto-Suryani.

    Sementara, untuk pemilihan Gubernur, DPW Partai Nasdem bergabung dengan Golkar mengusung pasangan Ansar Ahmad-Marlin Agustina.

    “Dengan kata lain, di pemilihan Wali Kota Batam, Partai Hanura dan Nasdem bersepakat, sedangkan di pemilihan Gubernur Kepri, Hanura dan Nasdem tidak bersepakat. Artinya memang tidak paralel, tidak satu paket. Dan itu sah-sah saja,” ungkapnya.

    Saling Menghormati

    Soal rencana mencabut dukungan kepada pasangan Rudi-Amsakar lantaran menolak dipaketkan dengan Isdianto-Suryani dalam sosialisasi di baliho, Iwan meminta rekan-rekannya menempatkan masalah ini sesuai porsinya.

    “Arahan partai kan sudah jelas. DPC dan DPD punya kewenangan masing-masing. Jadi nggak perlu ada statemen mengancam akan melaporkan ke DPP, mencabut dukungan dan sebagainya,” tegas Iwan.

    Ia berharap, seluruh elemen di berbagai tingkatan kepengurusan, baik DPC maupun DPD, bisa saling menghargai dan menghormati keputusan yang telah diambil.

    “Masih banyak cara lain yang bisa ditempuh untuk memenangkan pasangan yang kita usung, tanpa harus meributkan masalah seperti ini,” ujarnya.

    Seperti diketahui, pengurus DPD Hanura Kepri sempat meradang gara-gara spanduk dan baliho di tujuh titik rusak dan hilang. Spanduk dan baliho itu berisi sosialiasi bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri Isdianto- Suryani (Insani), serta bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam Muhammad Rudi-Amsakar Achmad (Ramah).

    DPD Hanura Kepri menyebut hilangnya alat sosialisasi itu terjadi pasca penolakan Muhammad Rudi, atas beredarnya spanduk dan baliho tersebut di lapangan.

    Hanura Kepri beralasan keberatan Rudi hanya disampaikan secara lisan, sehingga tidak bisa jadi pedoman untuk membuat keputusan. Selain akan menempuh jalur hukum atas raibnya gambar sosialisasi di baliho, pengurus Hanura Kepri sempat melontarkan ancaman untuk menarik dukungannya terhadap Rudi-Amsakar dalam pemilihan wali kota Batam. (dye)