Pentingnya Penghijauan Kembali di Area Waduk di Batam

    spot_img

    Baca juga

    Pemerintah Provinsi Kepri Upayakan Pemulangan Nelayan Natuna yang Ditangkap Malaysia

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menanggapi secara serius...

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yang...

    BP Batam Sosialisasikan Pekerjaan Sambungan Jaringan IPAL ke Rumah

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Badan Usaha...

    Jaksa Batam Ajari Camat dan Lurah di Batuaji Cara Menghindari Masalah Hukum

    BATAM, POSMETRO: Untuk meminimalisir pelanggaran hukum di lingkungan Kecamatan...
    spot_img

    Share

    Dam Duriangkang dilihat dari udara. (Posmetro.co/ist)

    BATAM, POSMETRO.CO: Berbagai upaya untuk menjaga ketahanan waduk-waduk yang ada di Pulau Batam terus dilakukan oleh jajaran Badan Pengusahaan (BP) Batam. Salah satunya dengan melakukan pengawasan dan patroli oleh Direktorat Pengamanan Aset (Ditpam) bersama Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan (BU Fasling) BP Batam di sekitaran Daerah Tangkapan Air (DTA).

    “BP Batam bersama pihak terkait juga selalu melakukan penghijauan kembali di hutan dan lahan sekitar DTA,” ujar Manajer Air Waduk BU Fasling BP Batam, Hajad Widagdo, Sabtu (8/8).

    Katanya, penghijauan kembali itu telah dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BP Batam, kawasan industri dan masyarakat.

    “Dengan adanya tegakan pohon dapat mencegah erosi dan sedimentasi di sekitar DTA. Serta dapat meningkatkan holding capacity dari tegakan hutan untuk menyimpan air serta menjaga lingkungan di sekitar waduk,” jelasnya.

    Hajad menyebut, jika lingkungan rusak, maka akan berimbas kepada ketersediaan air baku. Karena itu, pihaknya mengingatkan, jika air terbatas, Batam tidak akan kompetitif lagi.

    “Jadi mari kita sama-sama menjaga waduk dari aktivitas ilegal,” ajaknya.

    Lanjut dia, aktivitas ilegal yang kerap dilakukan di sekitar waduk adalah perkebunan, keramba apung serta adanya masyarakat yang memancing.

    “Kita tidak benarkan ada kebun liar dan orang memancing di waduk, karena ketika mereka masuk dan ramai akan menyebabkan waduk tercemar,” jelasnya.

    Ia mencontohkan, seperti kondisi Waduk Baloi saat ini. Waduk Baloi tidak bisa lagi digunakan untuk menampung air baku karena kondisinya sudah sangat tidak layak. Hal ini disebabkan banyaknya aktivitas masyarakat di sekitar Waduk Baloi.

    “Waduk Baloi sekarang sudah menjadi toilet umum, dan jika waduknya tercemar, maka kualitas air baku menurun,” tegasnya sembari mengatakab, pihaknya pun tak ingin itu kembali terulang di waduk-waduk lainnya.(adv)