Akibat Postingan di FB, Aziz Martindaz Tulis Surat Permohonan Maaf pada Masyarakat Melayu

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Aziz Martindaz dengan membawa surat pernyataan permohonan maaf di tangannya. (Posmetro.co.mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Postingan Aziz Martindaz di facebooknya (FB) pada 10 Juli 2020 membuat masyarakat Melayu di Kabupaten Lingga kecewa. Karena atas postingan tersebut, berbagai asumsi muncul di tengah warga masyarakat.

    Meskipun slogan tersebut dianggap biasa saja, tapi di media sosial beragam tanggapan masyarakat yang tak terima dengan postingan tersebut. Karena postingan tersebut luas bila diartikan.

    Aziz Martindaz yang menjabat Ketua I DPRD Kabupaten Lingga ini sempat meminta maaf melalui media sosial. Permohonan maaf juga disampaikannya melalui surat pernyataan dibubuhi tanda tangannya diserahkan ke Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga, agar tak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Melayu Kabupaten Lingga.

    Surat pernyataan tersebut itu berbunyi, sehubungan dengan polemik yang berkepanjangan atas pandangan yang beragam-ragam oleh mayarakat, terhadap “SELOGAN MELAYU TAHAN LAPA DAH HILANG DARI PEREDARAN. YANG ADE MELAYU DAH KELAPARAN. Pecaye Tak Pecaye Sudah”.

    “Saya atas nama pribadi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Melayu, terutama Lembaga Adat Melayu atas pernyataan tersebut. Ungkapan itu dilontarkan semata-mata untuk kiasan dari persoalan dengan lambatnya pemerintah Provinsi Kepri ataupun Pemerintah Kabupaten Lingga, dalam menyelesaian penyaluran bantuan Covid-19 yang bersumber dari APBD Provinsi Kepri,” tulis Aziz Martindaz dalam surat pernyataannya yang disampaikan Aziz kepada Datok Sri H. Muhammad Ishak, Minggu (19/7).

    Hal itu terlihat, katanya lagi, dari kesiapan pemerintah dalam pendataan yang begitu lambat, padahal sudah begitu lama bantuan tersebut ada di Kabupaten Lingga.

    Masyarakat Lingga, pada umumnya masyarakat Melayu maupun perangkat pemerintah di bawahnya, selalu bertanya kepadanya selaku anggota DPRD Kabupaten Lingga dengan pemikiran resah, dan gelisah dengan penuh harap menunggu bantuan yang tak kunjung tiba.

    Sekali lagi saya nyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Melayu yang berbilang pandangan dan sangkaan, bahwa saya sengaja
    ingin mempermalukan bangsa saya sendiri. Karena kita semua terutama saya yang punya jati diri. Berpancang Amanah Bersauh Marwah,
    dan Raja Alim Raja disembah, Raja Zalim Raja disanggah.

    “Pernyataannya ini secara sadar dan tidak siapapun menyuruh dan memaksa, melainkan atas keinginan sendiri dari hati yang tulus dan ikhlas untuk menghindari berbilang persepsi dari tujuan status Facebook saya yang sebenarnya,” sebutnya dalam surat pernyataan permohonan maaf yang diserahkan di Gedung LAM Lingga.(mrs)