Diduga Tenggak Pembersih Lantai, Warga Binaan Lapas Batam Tewas

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Kepala Lapas kelas II A Batam, Mishbahuddin. (Posmetro.co/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO: M Asri Bin Sapuan, warga Singapura yang menjalani masa tahanan di Lembaga Pemasayarakatan (Lapas) Kelas II A Batam meninggal, Minggu (28/6). Pria berumur 48 tahun itu diduga depresi hingga dekat minum porstek (pembersih lantai).

    “Ia, betul. Ada warga binaan Lapas yang meninggal,” tegas Mishbahuddin, Kepala Lapas kelas II A Batam kepada para awak media, Senin (29/6).

    Mishbahuddin menjelaskan kronologisnya, Sabtu (27/6) pukul 19.30 WIB, Asri ditemukan oleh rekannya bernama Daniel dikamar mandi kamar Blok D 12. Ketika itu, Asri dalam kondisi muntah-muntah.

    “Saat ditanya kondisinya, yang bersangkutan menjawab baru meminum porstek. Dan memang betul di sekitaran Asri ditemukan cairan pembersih lantai itu,” terang Mishbahuddin.

    Lantas kejadian tersebut di laporkan ke petugas yang jaga. Lalu Asri dilarikan ke poli klinik Lapas untuk diambil tindakan. Oleh petugas medis, Asri diberikan cairan susu guna menormalkan kondisinya.

    “Dengan bantaun susu tadi, cairan porstek itu bisa keluar, kondisi Asri membaik setelah muntah sebanyak 3 kali,” ucapnya.

    Hingga Minggu (28/6) sekitar pukul 06.00 WIB, Asri sudah bisa beraktifitas seperti berjalan serta sarapan pagi. Tapi beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 11.05 WIB, Asri mengeluh sesak nafas.

    “Sempat diberikan pertolongan di Lapas, kemudian Asri dirujuk ke RSUD Embung Fatimah,” tutur Mishbahuddin.

    Sekitar satu jam, Lapas menerima kabar bahwa Asri telah meninggal. Kejadian itu pun langsung diberitahukan kepada keluarga Asri serta pihak Imigrasi setempat, karena yang bersangkutan merupakan WNA asal Singapura.

    “Kami juga melaporkan kejadian ini ke Polsek Sagulung,” imbuhnya lagi.

    Informasi sementara yang diperoleh Lapas, Asri memang pernah mengalami depresi dan mencoba bunuh. Hal itu disampaikan oleh keluarga Asri.

    “Tapi selama di Lapas, baru kali ini dia depresi hingga minum porstek. Biasanya, kalau dia ada masalah, Asri akan termenung, murung dan diam saja,” sambung Mishbahuddin.

    Disinggung masalah pembersih lantai yang diminum Asri, Mishbahuddin menerangkan bahwa di setiap kamar atau blok di Lapas diperbolehkan membawa alat pembersih, seperti porstek.

    “Di dalam kamar, warga binaan juga melakukan bersih-bersih, bahkan mereka ada piket. Nah, sepanjang itu untuk kebersihan, maka masih kita perbolehkan,” ulasnya.

    Terakhirnya Mishbahuddin, mengatakan, yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung, sesak nafas dan ambeyen akut. Asri sendiri merupakan napi kasus pencabulan yang divonis 13 tahun penjara.

    “Asri dikenakan undang undang perlindungan anak. Ia sudah menjalani masa tahanan selama 2 tahun 8 bulan. Selama di Lapas, ia aktif membantu pramuka dan ia memiliki jiwa seni tari,” tutup Mishbahuddin.

    Sementara itu, Iptu Yusuf, Kapolsek Sagulung membenarkan adanya kejadian tersebut. Dugaan sementara, Asri depresi hingga nekat menenggak cairan pembersih lantai.

    “Itu dugaan sementara, secara pastinya kita akan menunggu hasil visum,” ucapnya.(jho)