BATAM, POSMETRO.CO: Kota Batam sangat tergantung pada air hujan sebagai air baku yang akan diolah menjadi air bersih dan didistribusikan kepada masyarakat. Hujan yang turun ditampung di Daerah Tangkapan Air (DTA) kemudian masuk ke waduk.
Direktur Fasilitas Lingkungan dan Aset BP Batam, Binsar Tambunan, mengatakan, karena minimnya curah hujan setiap tahunnya, BP Batam membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
“Tahap pertama pembangunan IPAL dilakukan di wilayah Batam Center akan selesai dilakukan pada Desember 2020,” ucapnya, Kamis (18/6).
Sementara itu Manajer Pengelolaan Lingkungan Badan Pengusahaan (BP) Batam, Iyus Rusmana, mengatakan, dengan pembangunan IPAL keberlangsungan air baku di Batam akan lebih terjamin.
Pasalnya kata dia, air hasil olahan yang diproses di IPAL bisa dikembalikan ke waduk karena memiliki baku mutu lingkungan yang baik. “Bahkan airnya bisa dipakai oleh industri,” tutur Iyus.
IPAL kapasitasnya mencapai 20.000 meter kubik per hari atau 230 liter per detik, serta menghasilkan kompos 18 meter kubik per hari.
Saat ini sudah terpasang 11 ribu sambungan ke rumah di sejumlah 43 perumahan di Batam Centre.
Dijelaskan Iyus, pembangunan IPAL yang dilakukan BP Batam bersama perusahaan asal Korea Selatan, Hansol memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah pemilik rumah yang dilintasi pipa IPAL tak perlu lagi rutin menyedot septic tank.
Karena pipa pembuangan yang berada di depan rumah warga akan terhubung langsung dengan pipa IPAL dan akan membawa limbah langsung ke stasiun pompa. Dari stasiun pompa limbah akan diteruskan ke pusat pengolahan IPAL di Bengkong Sadai.
Selama ini kata dia, limbah-limbah domestik di area Batam Centre secara kontur tanah mengalir semua ke waduk Duriangkang.
Ketua RT di Legenda Malaka, Viktor, mengapresiasi pembangunan IPAL di sekitar kediamannya.
“Komplek ruko, sekitar 200 meter pipa induk yang dipasang,” kata Victor kepada POSMETRO.CO.
Tapi, warga sedikit mengeluhkan terkait jalan karena penggalian. “Itu aja. Semoga (jalan) bisa diperbaiki seperti semula,” katanya.
Mahfud, warga Perumahan Buana Indah, Seipanas, juga mendukung dibangunnya IPAL.
“Kalau di perumahan kami sudah siap tahun lalu,” kata karyawan swasta ini. Namun, saat pengerjaan, selalu diawasi perangkat.
“Karena jalan kami pakai paving block, kalau rusak diganti. Sesuai kesepakatan awal, boleh dibongkar asal kembali seperti semula,” tambahnya.(adv)