Kepedulian Soerya Menjadi Penyemangat Tuan Nz

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Tuan NZ saat ditemui POSMETRO di kediamannya. (posmetro/aiq)

    JUMAT (15/5) sore, selepas adzan Ashar, POSMETRO mencoba bersilaturahim dengan Tuan Nz, salah seorang pasien covid yang dinyatakan sembuh, setelah sempat dirawat selama 53 hari, di RSUP Raja Ahmad Tabib Kepri.

    Saat bertandang ke kediaman Tuan Nz, yang berada di komplek Perumahan Taman Sari Sei Jang itu, suasananya terlihat sepi.

    Setelah berkali-kali ketukan pintu, dan ucapan salam, pemilik rumah pun muncul, membukakan pintu.

    Dengan ramah, Tuan Nz, menyambut dan mempersilahkan masuk ke ruang tamu.

    “Saat ini saya masih karantina mandiri, selama 14 hari di rumah. Belum berani keluar kemana-mana,” katanya mengawali percakapannya dengan POSMETRO.

    Sebelum memulai percakapan lebih lanjut, ia membenahi pemakaian masker kain yang sudah dikenakannya itu.

    Tak hanya itu, ia juga tampak membenahi kain surban yang melingkar di kepalanya.

    Hingga dirasa penampilannya sempurna, Tuan Nz menceritakan kisah sedihnya ketika dirinya divonis dokter, terjangkit virus covid 19.

    Banyak suka duka dialami Tuan Nz selama menjalani proses perawatan di RSUP Kepri.

    “Ada banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan selama menjalani perawatan di rumah sakit. Tak banyak kolega, atau teman sejawat yang peduli akan kondisi saya. Bahkan, anak saya di rumah, dimusuhi warga. Dikucilkan. Salat di surau dekat rumah diusir. Satu hal yang tak bisa saya lupakan. Dari sekian orang tokoh masyarakat, saya diperhatikan oleh Bapak Sorrya Respationo. Mantan Wakil Gubernur Kepri, saat masih menjabat bersama almarhum HM. Sani,” cerita Tuan Nz dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

    “Sungguh saya tak menyangka. Romo (panggilan akrab Soerya Respationo-red) mau memberikan perhatiannya kepada saya. Padahal, beliau mantan wakil gubernur,” ulangnya masih dengan nada lirih dan mata berkaca-kaca karena terharu.

    Jujur, kata Tuan Nz, dia tak dekat dengan Romo. ”Baru ketemu sekali, waktu itu ada acara FKUB di Batam. Saya ikut salah seorang teman. Lalu, setelah acara teman saya itu mengajak ke rumah Romo. Kebetulan katanya diundang makan siang. Saya pun ikut dia,” kenang Tuan Nz mengingat-ingat kembali pertemuannya dengan Soerya Respationo beberapa bulan silam.

    Setelah dijamu makan siang. Tuan Nz sempat diajak foto bareng. ”Rasanya, biasa saja waktu itu. Setelah selesai. Kami pulang. Tak ada komunikasi apa pun setelah pertemuan itu. Namun, tak disangka-sangka. Romo tahu kalau saya sedang dirawat karena covid 19,” ujarnya lagi.

    Sebelum melanjutkan tentang sosok Soerya Respationo, Tuan Nz ingin menceritakan kisah sedihnya ketika divonis menderita covid 19.

    “Sebaiknya saya cerita dulu ya soal pertama saya sampai divonis covid 19,” kata Tuan Nz meminta izin pada Posmetro.

    Semua, berawal dari perjalanan dakwahnya yang dilakukan pada pertengahan Maret lalu, ke luar negeri, di Malaysia. Ia tak sendiri, tetapi ada putranya, yang masih remaja, Maulana (13 tahun).

    “Saya berangkat dari Sri Bintan Pura, menuju Johor langsung ke Sri Pitaling, Kuala Lumpur. Di sana, ada pertemuan jamaah. Ada sekitar 125 ribu jamaah dari sejumlah negara. Indonesia kalau tidak salah, ada 300 jamaah. Di Sri Pitaling 3 hari. Di sana, saya bertemu jamaah lain. Saling jabat tangan, peluk dan cium dengan jamaah lain. Tidak tahu kalau bakal ada kejadian wabah ini, covid 19. Setelah tiga hari kemudian, dari Sri Pitaling, menuju Batu Pahat, Johor Bahru. Sampai di Batu Pahat, malam. Lalu, disana dijemput jamaah Batu Pahat. Diantar ke salah satu masjid. Di sana, kami berdakwah selama 20 hari. Begitu bekerja di sana. Ada 3 orang jamaah, numpang juga di masjid yang saya tempati.

    Satu orang dari Jawa Timur, baru pulang India terlihat batuk-batuk. Diikuti yang orang jamaah Batu Pahat. Ditambah dari Kuantan.

    Ketiganya pun, dibawa tim medis, dan dikarantina. Keesokan malam, ada kabar bahwa akan ada pemeriksaan kesehatan oleh tim medis setempat.

    Mendengar itu, Tuan Nz cepat-cepat minta undur diri, pamit kepada jamaah tempatan, segera beranjak dari Batu Pahat menuju Johor Bahru. Sampai di Johor Bahru, tengah malam.

    “Ketika hendak menginap di masjid dekat Stulang Laut, ditolak,” cerita Tuan Nz sedih.(aiq/bersambung)