Lahir di Nongsa, Bayi Dibuang di Bengkong

    spot_img

    Baca juga

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...
    spot_img

    Share

     

    OS, tersangka pembuang bayinya sendiri. (Posmetro.co/ist) 

    BATAM, POSMETRO.CO: Agaknya OS, wanita muda berusia 21 tahun ini belum siap untuk berumah tangga. Buktinya, belum menikah, OS sudah hamil duluan. Bahkan bayi laki-laki yang baru beberapa jam keluar dari rahimnya malah dibuang di Bengkong Telaga Indah, dekat Bengkong Sadai. Karyawan rumah makan ini nekat jadi “ratu tega” karena malu. Malu karena anak yang dilahirkannya tak ada bapak.

    Galau. Menanggung beban di perutnya semakin hari mulai membesar. Jumat (1/5) dinihari, OS pun merasakan sakit di bagian perut bawahnya. Dari kosannya di Bengkong Indah, sendirian mengendarai motor Honda BeAt. Wanita asal Sumatera Barat itu memberanikan diri menelusuri kegelapan. Hingga sampai ke Nongsa mencari Fasilitas Kesehatan (Faskes) atau klinik yang mau menerimanya bersalin. Tapi beberapa Faskes menolaknya.

    Memang, OS tidak seperti layaknya ibu siaga. Yang membawa perlengkapan bersalin mulai pakaian bayi hingga pakaian gantinya setelah melahirkan.

    “Datang ke sini sekitar jam 2 pagi. Sendiri. Nggak ada bawa apa-apa. Cuma bawa motor Honda BeAt yang diparkirnya di luar,” kenang W, salah seorang tim medis Klinik BR yang membantu proses persalinan.

    “Kondisi saat itu, kepala bayi sudah keluar duluan. Mau nggak mau kita bawa ke ruang persalinan. Lahirannya normal, pasiennya kuat kok,” ujar W lagi.

    Hanya saja, untuk administratif, OS tertutup. “Ditanya banyak bohongnya. Bilang umurnya 26 tahun, padahal masih muda kali,” terangnya. Karena kasihan, pihak klinik memberikan keringanan biaya persalinan.

    “Biaya yang harus dikeluarkan untuk bersalin normal Rp 3 juta. Tapi pasien hanya sanggup bayar Rp 1 juta lebih. Kita bantu. Sampai pakaian bayi, kain bedongnya dari kita (klinik) karena pasien nggak ada bawa apa-apa,” tambahnya. Itu juga yang jadi petunjuk polisi menelusuri siapa orang tua bayi tersebut.

    Memang, usai melahirkan, pihak klinik sempat dibuat waswas dengan gelagat OS yang berniat hendak melarikan diri dan meninggalkan bayinya. Bersyukur bayi laki-laki itu sehat. W menambahkan, pulang bersalin, OS menumpangi taksi online.

    “Saya pesankan Grab lewat HP nya pasien. Drivernya bernama Indra. Pasien minta diantar ke Bengkong Indah. Dari situlah kita tahu alamatnya,” tutupnya.(cnk)