Pelan-pelan Perpustakaan BP Batam “Ditutup”, Gani Lasa Geram

    spot_img

    Baca juga

    Empat Penghuni Hotel Melati di Jodoh- Nagoya Diangkut Polisi

    BATAM, POSMETRO: Diduga kerap dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan narkotika,...

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...
    spot_img

    Share

    Pemustaka saat membaca buku di Perpustakaan Khusus BP Batam. (Posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Kabar mengagetkan datang dari Perpustakaan Khusus BP Batam. Mulai tanggal 16 April 2020 lalu, pemustaka yang berkunjung tak dibolehkan lagi meminjam buku.

    “Sedih dan kecewa,” kisah Ihsan Gultom, pemustaka yang dua kali setiap minggunya rutin ke gedung yang beralamat di Jalan Engku Putri Utara No 1, Batamcentre itu, Senin (20/4).

    Memang awalnya Ihsan kaget dengan apa yang disampaikan salah satu pustakawan di sana. Namun setelah mendengar penjelasan dari pustakawan, mahasiswa ini pun memakluminya.

    “Nggak boleh minjam buku karena pustaka mau ditutup. Aneh juga, kok bisa pustaka ternyaman di Batam ini ditutup,” katanya heran.

    Ihsan satu dari puluhan pemustaka di Batam yang menjadikan Perpustakaan BP Batam tempat mencari buku atau referensi untuk tugas kuliahnya.

    “Ada buku yang susah dibeli karena mahal dan susah juga dicari. Tapi ada di sini. Dan ke sini pun hanya modal bensin motor,” timpal warga Bengkong tersebut.

    Wawan, Pustakawan di sana membenarkan kalau pihaknya tidak lagi meminjamkan buku untuk pemustaka di Perpustakaan BP Batam.

    “Nggak boleh lagi pinjam buku. Kita diperintahkan pimpinan. Pustaka mau ditutup. Kabarnya mau dipindah, tapi nggak tahu kapan,” kata Wawan ditemui POSMETRO.CO di perpustakaan.

    Wawan menyebut sejauh ini ada sekitar 38 pemustaka yang belum mengembalikan buku-buku yang telah dipinjam. Rata-rata pemustaka pinjam dua atau tiga buku.

    “Mereka (pemustaka) yang biasa berkunjung ke sini. Mahasiswa dan pelajar nyari buku untuk tugas,” sambungnya. Ideal daya tampung perpustakaan itu sekitar 50 pemustaka.

    “Bahkan ada sampai 100 pemustaka kalau lagi musim skripsi, tesis atau masa penerimaan mahasiswa baru,” kenangnya.

    Total buku mencapai 1.100 jes. Saat ini 70 persen isi perpustakaan buku pengetahuan umum menyesuaikan perkembangan teknologi dan zaman. Dan 30 persennya buku mengenai sejarah Batam dan BP Batam.

    Gani Lasa, Pendiri Perpustakaan BP Batam mengaku, kecewa kalau perpustakaan itu ditutup.

    “Itu (pustaka) didirikan melalui kajian-kajian. Ada analisa. Jangan sembarang ditutup dong. Saya kecewa,” tegas Gani Lasa, dihubungi POSMETRO.CO, Senin (20/4).

    “Siapa yang mau menutup? Memang sudah tidak perlu lagi membaca buku?” geramnya.

    Perpustakaan itu didirikan terutama untuk meningkatkan minat baca karyawan BP. Di sana ada sejarah Pulau Batam, sejarah pembangunan Batam dan itu semua perlu untuk anak cucu ketahui.

    Gani mengakui, secara moral sangat terpukul kalau perpustakaan itu ditutup.
    Katanya di negara maju, perpustakaannya maju.

    “Kita mendirikan itu melalui kajian. Karena saat itu berdasarkan penelitian UNICEF tingkat baca di Indonesia rendah, salah satunya di Batam,” jelasnya.

    Gani menilai, pihak yang menutup perpustakaan tidak memahami fungsi perpustakaan ini.

    “Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan membaca buku dong. Singapura saja lihat, yang ada jangan dihilangkan,” harapnya.

    Diketahui Perpustakaan BP Batam diresmikan berdiri bulan Oktober tahun 2008. Dan sampai kini masih MoU dengan Perpustakaan Nasional.

    Pelan-pelan Perpustakaan BP Batam ditutup? Kasubag Arsip dan Pustaka Erdy Yanto membantah Perpustakaan Khusus BP Batam ditutup.

    “Bukan ditutup tapi kita pindah ke Gedung Taman Rusa Sekupang,” kata Erdy kepada POSMETRO.CO. Lanjut Erdy, alasan ditutup untuk sementara waktu sampai batas waktu yang tidak ditentukan, karena gedung tersebut akan digunakan untuk ruang PDSI.

    Terkait gedung baru untuk pustaka tersebut, Erdy memprediksi untuk pengerjaan baru berjalan 10 persen.

    “Anggaran sudah ada. Tinggal persetujuan pimpinan,” tutupnya. Upaya untuk ‘penutupan’ Perpustakaan BP Batam ini pernah terjadi di kepemimpinan Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro. Sekarang terulang lagi.(cnk)