1 hektare Hasilkan 6,2 Ton Gabah, Lingga jadi Lumbung Padi

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Bupati Lingga, Alias Wello bersama Ketua HKTI Kabupaten Lingga melihat padi yang menguning akan dipanen. (Posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Meski hujan turun, Bupati Lingga H. Alias Wello tetap menyaksikan panen padi di sawah Desa Panggak Darat, Kecamatan Lingga. Dua hari sebelumnya juga sudah dipanen oleh petani setempat.

    Pria yang akrab disapa AWe ini merasa puas dengan hasil panen keempat kali ini di desa tersebut. Sebelumnya, 1 hektare lahan cuma mencapai 4 ton, sekarang hasilnya mencapai 6,2 ton per 1 hektare. Angka tersebut sudah menembus rata-rata nasional.

    Didampingi, Wakil Bupati, Ketua HKTI Lingga, Kades Panggak Darat, Camat serta pengurus HKTI Lingga, Bupati Lingga ketika ditemui awak media mengaku kalau pertanian di Kabupaten Lingga, sekarang ini sangat luar biasa bila dibandingkan 4 tahun sebelumnya.

    Menurut dia, masyarakat tidak pernah gagal, pertanian sudah bagus, seperti sahang pernah ‘booming’ di Lingga, tapi di pasaran gagal, yang dipengaruhi permintaan pasar, sedangkan sawah sudah menunjukkan luar biasa.

    “Ini salah satu program pemerintah pusat lewat kementerian di Kabupaten Lingga, yang berhasil kita lihat di Desa Panggak Darat ini. Dan yang kita panen pada hari ini mewakili representasi dari sawah-sawah nasional yang ditempatkan di Kabupaten Lingga,” ungkap Alias Wello di area persawahan, Kamis (9/4).

    Dia mengaku, sistem pengelolaannya masih tradisional dan konvensional dengan mengandalkan peralatan seadanya, tapi mampu menunjukkan hasil luar biasa.

    Kata dia, satu catatan dari kepala desa dan penyuluh pertanian, ada salah satu petak sawah dengan hasil 6,2 ton/hektare. Hal itu sudah menunjukkan rata-rata nasional dan sangat luar biasa sekali.

    “Tiga tahun lalu, masyarakat Desa Panggak Darat beli beras untuk dikonsumsi, tapi hari ini tiga tahun kemudian sudah bisa swasembada. Jadi desa ini sudah swasembada mandiri pangan, masyarakat sudah tidak membeli lagi, tapi menjual beras,” sebut Bupati.

    Jika program ini berjalan di semua desa yang ada di Kabupaten Lingga, sambung Ketua HKTI Provinsi Kepri ini lagi, bukan hanya omong kosong bakal menjadi lumbung padi di Kepulauan Riau, yang menjadi obsesi dirinya sebagai Bupati dan Wakil Bupati.

    Memang 4 tahun sebelumnya, ketika program mereka buka, orang pada pesimisme tapi mereka tetap dengan optimisme yang dibuktikan panen pada hari ini telah menunjukkan peningkatan.

    Disinggung adanya ternak ikan dan bebek di area persawahan, Alias Wello mengaku terharu dan terkejut, sebab mulanya hanya panen saja, ternyata apa ‘operasi silent’ dalam diam-diam pak wakil, pak kades dan masyarakat secara diam-diam memanfaatkan lahan hingga menjadi nilai tambah, dari bertanam padi tapi dikonsep dengan minapadi.

    “Sangat luar biasa sekali, ada bebek, lele, mujahir dan lele, benar-benar sudah mengoptimalkan. Ternyata masyarakat tidak hanya berpikir bertanam padi untuk menghasilkan beras, tapi akan panen ikan dan bebek juga nantinya,” ucapnya mengaku baru mengetahuinya.

    Bupati mengakui, kalau keberhasilan sawah Desa Panggak Darat tak terlepas dari jerih payah Wakil Bupati ikut sebagai petani, dan Kepala Desa Panggak Darat mengalokasikan anggaran desa untuk memantapkan pertanian di Panggak Darat.

    “Wakil Bupati ini tidak ada basic pertanian, tapi ada keseriusan dan ketulusan sehingga dia fokus membuat dia berhasil. Kades ini juga seorang sosok yang tangguh karena sebagian APBDes digunakan untuk kesuksesan persawahan ini,” pujinya terhadap dua pemuda yang membuat keberhasilan padi di Desa Panggak Darat.

    Untuk lebih maksimal lagi perlu campur tangan pemerintah, baik dari pusat maupun daerah, sebab APBD Lingga sangat terbatas, dengan Rp 1,1 triliun ditambah dengan banyaknya pulau-pulau memang berat.

    “Empat tahun lalu APBD kita cuma Rp 600 miliar, sekarang patut kita syukuri dengan menembus angka Rp 1,1 triliun, aparat pemerintah yang dimotori Wakil Bupati dengan camat dan kepala desa dan bekerja sama dengan masyarakat sehingga keinginan masyarakat tersalurkan,” imbuhnya.(mrs)