Utamakan Kesehatan Publik dan Jaga Ketahanan Ekonomi

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam Peduli, Ribuan Paket Sembako dan Santunan Anak Yatim Disalurkan

    BATAM, POSMETRO: Sucinya bulan Ramadhan 1445 H/2024 M menjadi...

    Gubernur Buka Puasa Bersama Para Pimpinan OPD, FKPD dan Instansi Vertikal Kepri

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar acara berbuka...

    Ansar Serukan Istiqomah di Penghujung Ramadan dan Muliakan Al-Qur’an

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad melanjutkan...
    spot_img

    Share

    Sekdaprov Kepri H. T. S. Arif Fadillah mengikuti Rapat melalui Video Conference dengan Menteri Dalam Negeri bersama Sekda Provinsi dan Bupati Wali kota se-Indonesia. (Posmetro.co/ist)

    KEPRI, POSMETRO.CO: Sekdaprov Kepri H. T. S. Arif Fadillah mengikuti Rapat melalui Video Conference dengan Menteri Dalam Negeri bersama Sekda Provinsi dan Bupati Wali kota se-Indonesia Terkait Langkah Antisipasi dan Kebutuhan Daerah di Perindustrian, Perdagangan dan Pangan dalam Pencegahan Penyebaran dan Percepatan Penanganan COVID-19.

    Arif mengatakan, dalam arahannya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menekankan bahwa strategi utama yang harus dilakukan dalam menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) adalah mengutamakan Kesehatan Publik dan Menjaga Ketahanan Ekonomi.

    “Pemerintah Daerah diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi dengan tetap memprioritaskan kesehatan publik,” ujar Arif usai Rapat di Rupatama lt.4, kantor Gubernur Pulau Dompak, Tanjungpinang, Selasa (7/4).

    Untuk menghadapi semua persoalan yang ada dengan setiap langkah dan solusi yang dimunculkan, dilanjutkan Arif memerlukan peran serta semua unsur, salah satunya Pemerintah Daerah.

    “Pemda harus berperan aktif dengan ikut bersama-sama menjalankan kebijakan yang datang dari Pemerintah Pusat serta ditekankan untuk ikut berinovasi telebiuhdalam menciptakan peluang ekonomi terutama bagi pelaku usaha menengah kebawah,” lanjut Arif.

    Membuka arahannya, Mendagri Tito mengatakan selaku Pembina Kewilayahan, Mendagri berusaha terus menampung setiap aspirasi yang datang di setiap daerah sembari terus mensinkronisasikan kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

    Selain itu, sejumlah langkah dan upaya dalam mencegah dan meluasnya persebaran Pandemi Virus Corona tetus dilakukan.

    “Berbagai langkah telah dilakukan baik physical distancing, sosial distancing, penggunaan masker, pembatasan wilayah, memperkuat kapasitas sistem kesehatan di daerah serta mencukupi kesediaan sarana dan prasarana,” kata Tito.

    Menurut Tito, di seluruh dunia saat ini berada dalam posisi dilematis untuk memilih antara kesehatan publik atau menjaga stabilitas ekonomi. Jika mengutamakan kesehatan publik akan mengorbankan ekonomi yang menurun tentu menyebabkan kemampuan Negara menjaga kesehslatan publik menurun pula dimasa depan, begitupun sebaliknya.

    “Kita berusaha mengutamakan kesehatan publik dan menjaga ekonomi agar tidak jatuh terlalu dalam, sehingga ada kekuatan untuk daya tahan ekonomi kita,” tambah Tito.

    Kemendagri, lanjut Tito saat ini telah membentuk 2 tim dengan tugas masing-masing, tim tersebut berusaha untuk melakukan inventarisasi kebutuhan kewilayahan yang berhubungan dengan alat kesehatan serta kesiapan pangan.

    Pemerintah pusat, kata Tito tidak bisa bekerja sendiri, apalagi dengan adanya Otonomi Daerah, sebagian APBN juga di transfer ke daerah, Daerah pun punya PAD yang cukup kuat sehingga penanganan Covid-19 ini menjadi tugas semua daerah bersama-sama.

    “Kerja sama antar pusat dan daerag sangat diperlukan, kepala daerah pun di harapkan dapat terus menjaga daerahnya,” pesan Tito.

    Mewakili Tim 1, Dirjen Otda mengatakan sejauh ini Timnya telah mendata besaran kebutuhan Alat Kesehatan (Alkes) Pemda secara Nasional yang telah di rangkum dari 30 Provinsi dan 225 Kabupaten dan Kota.

    “Adapun Alkes tersebut terdiri atas tiga, yakni: Barang Pelindung Diri Warga, Barang Pelindung Komunitas Masyarakat dan Alat Pelindung Petugas Medis serta Sarana dan Peralatan Medis lainnya,” katanya.

    Dirjen melanjutkan, hingga kini Pemda yang telah menyampaikan proyeksi kebutuhannya terus dilakukan pendataan dan bagi daerah yang belum menyanpaikan agar segera dilaporkan.

    Mewakili Tim 2, Dirjen Bangda juga telah mengumpulkan data terkait Industri Alkes Dalam Negeri, sejauh ini telah di identifikasi dan masuk kedalam lima kategori, antara lain: Barang Proteksi Untuk Individu, Barang Proteksi Untuk Masyarakat, Barang Proteksi Untuk Petugas Medis, Barang Proteksi Untuk Pasien dan Peralatan untuk Pasien Meninggal.

    “Dari data yang telah kita rekap ada 11 Daerah yang memiliki Industri menegah besar yang akan memproduksi Alkes tersebut, namun tidak menutup kemungkinan daerah lain yang terus melakukan inovasi terkait pembuatan Alat Pelindung Diri (APD),” lapornya.

    Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang membahas terkait dunia usaha yang mana berbagai kebijakan saat ini telah dikeluarkan untuk mendukung sektor industri.

    “Kita sepakat, tujuan dari rapat ini adalah sesulit sulitnya situasi kondisi industri namun apabila bisa jeli menangkap setiap peluang yang ada dalam marekt (pasar) Pemerintah dapat menekan beban idnsutri itu,” kata Agus.

    Agus juga meminta Kepala Daerah, agar memberikan keleluasaan bukan hanya pada industri yang berkaitan dengan kesehatan tapi juga pada industri yang tetap ingin melakukan proses produksi.

    “Hari ini telah di teken surat edaran tentang pedoman protokol untuk industri, bagaimana perusahaan melakukan kegiatan dalam proses produksinya,” lanjutnya.

    Kemudian, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan beberapa hal terkait langkah-langkah yang telah dilakukan salah satunya adalah memberikan bantuan sarana kesehatan kepada pedagang pasar di sejumlah daerah.

    Selain itu, membuka akses pengantar atau distribusi barang maupun lainnya agar tetap lancar serta mengatur jam kerja pada pasar rakyat dan swalayaan sesuai kondisi keamanan sosial di masing-masing wilayah.

    Selanjutnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan luar biasa saat ini di harapkan kekompakan seluruh pihak terkait baik di Pemerintah Pusat maupun di Daerah.

    “Apapun yang terjadi,sepanjang kebutuhan dasar berupa tersedia, ini menjadi daya tahan luar biasa,” kata Syahrul.

    Syahrul melanjutkan, hingga kini ada 11 komoditas yang dijaga oleh Kementerian (Beras, Jagung, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabe Besar, Cabe Rawit, Daging Sapi, Daging Ayam, Telur Ayam, Gula Pasir dan Minyak Makan).

    “Dari data yang di dapat di masing-masing wilayah, telah dan terus kita lakukan validasi data, kondisi semua aman dan tercukupi secara nasional,” lanjutnya.

    Syahrul pun meminta semua Kepala Daerah, terkhusus untuk pangan jangan ada dilakukan penguncian wilayah, agar alur distribusi tidak terhambat.

    Hadir dalam rapat tersebut Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia, Plt Sekjen Kementerian KKP Antam Novambar, Ketua Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, Ketua Umum APINDO Pusat Haryadi B Sukmadani, Ketua HIPMI Pusat Mardani H Maming beserta 497 Pemerintah Daerah Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota yang berpartisipasi dalam Video Conference tersebut.(adv)