Jadwal Kapal dari Malaysia-Karimun Terakhir Pukul 10.00 WIB

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...
    spot_img

    Share

    Bupati Karimun, H Aunur Rafiq, Wakil Bupati Karimun, H Anwar Hasyim dan Kapolres Karimun, AKP Yos Guntur Yudi FS SiK saat berada di lokasi kebakaran di Kolong. (Posmetro.co/ria)

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Guna menghindari penumpukan Warga Negara Indonesia (WNI) asal Karimun maupun luar Karimun yang bekerja di Malaysia yang masuk melalui pelabuhan International Kabupaten Karimun, Bupati Karimun, H Aunur Rafiq menegaskan jadwal terakhir kedatangan kapal dari Malaysia ke Karimun sampai pukul 10.00 WIB.

    Hal ini dilakukan guna memudahkan para WNI pemburu Ringgit yang bukan merupakan penduduk Karimun, agar dapat melanjutkan perjalanan ke daerah asalnya melalui Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun.

    Penyampaian kebijakan ini pun disampaikan kepada Gubernur Kepri, Isdianto yang juga turun ke lokasi kebakaran, Senin pagi. Didampingi Wakil Bupati Karimun, H Anwar Hasyim dan Kapolres Karimun, AKP Yos Guntur Yudi FS SiK, Rafiq selain meninjau lokasi kebakaran, Rafiq sekaligus melaporkan kebijakan terkait penanganan virus Corona di Kabupaten Karimun.

    “Kapal dari Malaysia kita batasi hanya sampai pukul 10.00 Wib saja, setelah itu tidak ada lagi, jadi para WNI yang berasal dari luar Karimun itu dapat pulang langsung ke daerah asalnya. Jadi tak perlu menginap di Karimun yang membuat rasa kekhawatiran masyarakat Karimun,” terang Rafiq di depan Gubernur Kepri, Isdianto pagi itu.

    Hal ini dilakukan adanya kejadian warga yang menolak dijadikan hotel, dan sejumlah lokasi yang ditunjuk menjadi lokasi sementara WNI yang tak bisa berangkat karena ketinggalan kapal.

    “Di sejumlah hotel yang awalnya kita akan jadikan tempat karantina di tolak warga, jadi ini kita lakukan langkah baru lagi. Selain itu kita jelaskan sejumlah lokasi pendidikan menjadi lokasi untuk karantina 14 hari. Dan itu sudah menjadi keputusan kita, kita harap agar didukung. Kalau tetap di tolak gak tahu saya mau bagaimana lagi, kita terus berupaya jadi mohon dukungan masyarakat, pengertiannya dalam melakukan penanganan ini,” tegas Rafiq.(ria)