Pengunjung Pantai dan Nelayan ‘Dihantui’ Buaya Senyulong

    spot_img

    Baca juga

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...

    Cara Diam Kapolda Kepri dalam Menyalurkan Bantuan 

    BERBUAT diam-diam, diam-diam berbuat. Itulah yang dilakukan Kapolda Kepri...

    Marlin Agustina Dukung Penuh Pengembangan SDM Unggul di Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Wakil Gubernur Kepri, Hj Marlin Agustina...
    spot_img

    Share

    Penampakan buaya tak jauh dari PT SMOE Kabil, Nongsa, Batam pada Rabu (15/1). (Posmetro.co/ist)

    BATAM, POSMETRO.CO: Munculnya seekor buaya di perairan dekat kawasan Shipyard (galangan kapal) tak jauh dari PT SMOE Kabil, Nongsa, Batam pada Rabu (15/1). Penampakan predator buas itu membuat yang tinggal di pesisir pantai ketakutan. Terutama nelayan setempat. Mereka waswas dan sedikit resah saat melaut.

    “Buaya itu bukan batu, diam di satu tempat saja. Ini benda (buaya) pasti berenang ke tempat lain,” kata Dedi, warga Nongsa yang di akhir pekannya menghabiskan waktu untuk memancing.

    Lanjut Dedi, pasca beredarnya kabar hewan buas di air itu dan heboh di media sosial, pihak terkait seharusnya sudah mengambil tindakan dan turun ke lokasi.

    “Jangan sampai masyarakat dihantui oleh buaya tersebut,” timpalnya. Garis pantai tempat pertama kali buaya menampakkan diri yaitu dekat Pelabuhan Citra Nusa itu sejajar dengan pantai-pantai yang ramai dikunjungi masyarakat Batam setiap akhir pekan.

    Salah satunya Pantai Melayu atau Pantai Payung, Batubesar. Meskipun lokasi penemuan buaya cukup jauh dari tempat tujuan wisata itu, sebagian pengunjung juga berkomentar.

    “Baru tahu juga kalau buaya di video itu nggak jauh dari sini. Jadi takut. Namanya juga buaya. Buas,” kata Risa, salah satu pengunjung Pantai Melayu.

    Bob, nelayan Kampung Melayu mengaku, penampakan buaya di sekitar lokasi sudah dua kali.

    “Yang pertama kali itu posisinya di tengah ada masuk di Facebook tu. Yang kedua itulah yang di tepi sebelah batu miring,” katanya. Masyarakat nelayan menyebut itu buaya Senyulong.

    “Muncungnya panjang. Beda kalau buaya muara muncungnya pendek. Itu namanya buaya katak,” jelas Bob kepada POSMETRO.CO, Minggu (19/1).

    Lanjut Bob, buaya yang pertama kali muncul itu sewaktu musim penghujan, sekitar Desember lalu. Namun, buaya ini agak besar. Tapi kalau buaya Senyulong yang kedua itu, ukuranya kurang dari 2 meter. Hidupnya di air payau. “Kalau saya tengok itu masih anaknya,” katanya.

    Bob mengakui, munculnya buaya ke permukaan akibat ‘rumah’ atau tempat berlindung mereka sudah dirusak. “Lihat sendirilah. Laut dikeruk,”
    Pihaknya meminta instansi terkait turun ke lokasi.

    “Muncul itu memang ada dua kali. Yang ngerinya orang menjaring sotong tengah malam. Itu yang kita takutkan,” nelayan Kampung Melayu, Batubesar.

    Nelayan meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk merespon cepat masalah ini.

    “Itu (video) yang kedua, kawan saya yang share di group. Memang betul di galangan situ. Biasa kami sebut galangan Waskita tempat itu,” ujarnya.

    Juhari, Ketua RT Kampung Klembak, Sambau, Nongsa mengaku, di perairan mereka juga ada buayanya. “Sudah beberapa kali nampak sama nelayan kita. Tapi selagi kita tak mengganggu dia, dia orang (buaya) nggak akan ganggu kita,” pesan anak seorang nelayan tersebut.

    Masyarakat pesisir meminta agar pemerintah perhatian kepada nelayan. Sebab, laut yang dikeruk atau bakaunya ditimbun kini sudah berlumpur. Terpisah Staf Seksi BKSDA Wilayah II Batam, Purwanto mengaku, sudah turun ke lokasi.

    “Nggak ketemu lokasi yang sesuai video,” kata Purwanto. Tapi Purwanto tak berani menyebut, video itu hoaks.(cnk)