Kawanan Garong Ini Ikat Siswi SMA di Bengkong

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam Peduli, Ribuan Paket Sembako dan Santunan Anak Yatim Disalurkan

    BATAM, POSMETRO: Sucinya bulan Ramadhan 1445 H/2024 M menjadi...

    Gubernur Buka Puasa Bersama Para Pimpinan OPD, FKPD dan Instansi Vertikal Kepri

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar acara berbuka...

    Ansar Serukan Istiqomah di Penghujung Ramadan dan Muliakan Al-Qur’an

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad melanjutkan...
    spot_img

    Share

    Todi dan Idris, perampok yang beraksi di wilayah Bengkong dan mengikat korbannya. (Posmetro.co/jho)

    BATAM, POSMETRO.CO: Empat pria bernama Todi (25), Idris (22), Junaidi (40) dan Diki (19) masih dimintai keterangan oleh penyidik Polsek Sagulung. Ternyata, kawanan garong dan spesialis pembobol rumah ini beraksi dengan sadis. Mereka tak segan melukai korban jika melawan.

    Dari hasil pengembangan Polsek Sagulung, pelaku pernah menyekap anak pemilik rumah yang disatroni pelaku. Tangan siswi SMA yang masih menggunakan seragam sekolah itu diikat, lalu ditodong pisau.

    “Jika anak berseragam sekolah itu sempat melawan, maka nyawanya akan terancam,” ucap Kapolsek Sagulung, AKP Riyanto.

    Korban hanya pasrah dan diam. Pelaku pun leluasa mengambik isi rumah, seperti televisi (Tv), ponsel anak yang diikat dan beberapa barang berharga.

    “Kejadian penyekapan berlangsung 12 November 2019 di kawasan Bengkong Putra Kelana Jaya. Setelah mengambil isi dalam rumah, pelaku meninggalkan korban dengan kondisi terikat,” terang Riyanto.

    Aksi pembobolan rumah itu berhasil diungkap setelah seorang pelaku tertangkap saat mengendarai motor bodong. Dan ternyata, motor yang dipakai hasil curian.

    “Tak hanya curanmor, pelaku juga melakukan curas dan curat. Kasus ini akan kami lakukan pengembangan lagi, mungkin masih banyak TKP lain atau hal-hal yang sadis yang pernah dilakukan pelaku,” tutupnya.

    Kepada POSMETRO.CO, Todi dan Idris mengakui perbuatannya itu. Hal tersebut terjadi karena memergoki korban. Padahal ia memperkirakan rumah itu tidak ada orangnya.

    “Kami berpikiran bahwa di dalam rumah tak ada orang, soalnya sudah terlebih dahulu di pantau,” aku Todi, seorang pelaku penyekapan.

    Melalui jendela yang dibuka pakai pahat, empat pelaku masuk ke dalam rumah. Saat memasuki salah satu kamar, pelaku terperanjat karana di dalam ada orang yang langsung berteriak karena melihat kedatangannya.

    “Di dalam rumah ada dua kamar. Begitu masuk ke kamar satunya, putri pemilik rumah yang menggunakan baju SMA berteriak kencang, saya dan Indris langsung menghampirinya dan menutup mulutnya,” terang Todi.

    Tak cukup hanya menutup mulutnya saja, bahkan dasi yang melekat di leher cewek berseragam sekolah itu diambil untuk mengikat kedua tangannya. Lalu sebilah pisau ditodongkan ke leher perempuan itu.

    “Di kamar itu ada dua dasi, satu mengikat tangannya satu lagi mengikat kakinya,” ingat Todi.

    Sementara dua pelaku lagi, Junaidi dan Diki bekerja untuk memetik barang berharga di dalam rumah. Todi dan Idris pun hanya fokus pada cewek tadi.

    “Ada hasil petikan, lalu kami pergi dan tinggalkan cewek itu dengan mulut tertutup dan terikat,” tutup Todi.

    Idris, pelaku lainnya mengaku terpaksa menyekap. Jika seandainya tidak disekap, maka aksi bobol rumah itu akan gagal dan diketahui oleh tetangga korban.

    Meskipun sudah melakukan penyekapan, tapi Todi dan Idris mengaku tidak  melakukan pelecehan seksual kepada korban.

    “Tidak ada kami lecehkan, kami hanya mengambil isi di dalam rumah itu saja,” kata Idris.(jho)