DPC HNSI Lingga Perjuangkan SPBN untuk Nelayan

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam Peduli, Ribuan Paket Sembako dan Santunan Anak Yatim Disalurkan

    BATAM, POSMETRO: Sucinya bulan Ramadhan 1445 H/2024 M menjadi...

    Gubernur Buka Puasa Bersama Para Pimpinan OPD, FKPD dan Instansi Vertikal Kepri

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar acara berbuka...

    Ansar Serukan Istiqomah di Penghujung Ramadan dan Muliakan Al-Qur’an

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad melanjutkan...
    spot_img

    Share

    Ketua DPC HNSI Kabupaten Lingga, Distrawandi. (Posmetro,co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lingga, Distrawandi optimis tahun 2020 ini akan berdiri Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) atau SPBU Kompak di Kabupaten Lingga untuk masyarakat nelayan.

    Dikatakan Distrawandi, tahun 2020 memang sudah menjadi visi misi HNSI sejak terpilih menjadi ketua nelayan Kabupaten Lingga, beberapa bulan lalu di tahun 2019, untuk memperjuangkan pangkalan solar yang merupakan urat nadi nelayan.

    “Sampai sekarang HNSI bersama pemerintah daerah (Bupati Lingga) sangat serius dan gigih memperjuangkan SPBN untuk nelayan, paling tidak SPBU Kompak. Selama ini memang masyarakat nelayan kita sering mengeluhkan permasalahan bahan bakar solar,” kata Distrawandi, Kamis (9/1).

    Dia mengaku, untuk penempatan SPBN atau SPBU Kompak buat nelayan, ada di dua tempat, di Penuba Kecamatan Selayar dan Tajur Biru Kecamatan Temiang Pesisir, penempatan tersebut sesuai dengan tata ruang yang ada di Kabupaten Lingga.

    “Memperjuangkan pangkalan solar itu, saya sudah ke kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Target kita Insya Allah dapat berdiri di Tajur Biru, sebab sangat strategis sekali buat nelayan tradisional, karena berada di gugusan Pulau Senayang,” terang pria yang bersemangat sekali memajukan nelayan Kabupaten Lingga ini.

    Menurutnya, sekarang ini jumlah nelayan tradisional di Kabupaten Lingga berjumlah 10 ribu lebih, dan sampai hari ini belum ada pengkalan minyak solar, sementara masyarakat Lingga banyak menggantungkan hidup dari hasil laut.

    “Penempatan di Tajur Biru, sebab nelayan tradisional kita banyak di sana. Hasil data kami tahun 2019, ada 5 ribuan lebih nelayan tradisonal yang berada di wilayah gugusan kepulauan Senayang,” ujar dia.

    Distwandi sangat bersyukur, sejak dia terpilih menjadi Ketua DPC HNSI Kabupaten Lingga tahun 2019 lalu, Pemkab Lingga sangat serius sekali membantu dia memajukan masyarakat nelayan di Kabupaten Lingga, bahkan meminta dia langsung ke kementerian kelautan untuk memperjuangkan SPBN atau SPBU Kompak.

    “Kalau di Kepri, cuma Kabupaten Anambas dan Kabupaten Lingga belum memiliki SPBN untuk nelayan. Sementara Kabupaten Lingga terdiri dari laut, bahkan masyarakatnya banyak bekerja sebagai nelayan terutama yang berada di pesisir dan kepulauan,” papar dia.

    Dia bertekad, melalui HNSI kuat sekali keinginannya memajukan masyarakat nelayan Kabupaten Lingga, terutama dalam memperjuangkan hak-hak nelayan tradisional yang tersebar di Kabupaten Lingga.

    “Insya Allah, kita juga terus memperjuangkan bantuan lainnya buat nelayan, baik di tingkat kabupaten, provinsi sampai ke kementerian,” imbuhnya.(mrs)