Data NIK dan KK Warga Batam Dijual ke Luar Negeri, Harganya Segini…

    spot_img

    Baca juga

    Empat Penghuni Hotel Melati di Jodoh- Nagoya Diangkut Polisi

    BATAM, POSMETRO: Diduga kerap dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan narkotika,...

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...
    spot_img

    Share

    Para pelaku jaringan aktivasi kartu GSM ilegal dimasukkan ke dalam mobil tahanan. (Posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Data NIK dan KK pelanggan yang telah diakses secara ilegal oleh jaringan pengaktivasi kartu GSM, biasanya untuk akun WeChat dan WhatsApp (WA). Informasi yang himpun POSMETRO.CO di lapangan, parahnya data NIK dan KK warga Batam itu dijual ke luar negeri salah satunya, Cina.

    Sementara dari penyidikan polisi, Kapolresta Barelang Kombes Prasetyo Rachmat Purboyo mengatakan, setelah NIK dan KK terdaftar kemudian nomor ini dijual ke beberapa daerah Sumbar, Riau, Kepri, Jambi dan Bangka Belitung. Namun siapa pemesan dan untuk apa itu dipesan, pihaknya masih mengembangkan itu.

    Sumber POSMETRO.CO, menyebut, cara jaringan pengaktivasi kartu GSM ilegal ini bekerja cukup simple. Dibantu alat GSM module buat slot SIM yang akan didaftarkan misal ke WeChat, setelah itu di UNREG.

    “Kenapa harus UNREG, setelah kartu registrasi, dipakai buat register WeChat, lalu dapat SMS aktivasi WeChat. Baru bisa log-in. Selesai, UNREG, bisa dipakai lagi datanya,” kata sumber POSMETRO.CO yang juga pegiat internet itu.

    Ia menyebut, satu akun Wechat biasanya dibanderol seharga Rp 10-15 ribu. Sumber memastikan aktivasi jenis Wechat harus ada SIM dan WA yang aktif. Lantas, untuk apa data NIK dan KK itu digunakan oleh pihak asing?

    “Biasanya untuk pembayaran. Dan polisi bisi kembangkan ini,” katanya.

    Apakah data NIK dan KK digunakan untuk penipuan? Sumber mengatakan, bukan. Karena untuk saat ini terlalu repot menipu via SMS. Begitu juga untuk mengkonter nomor-nomor calon pemilih untuk Pemilu atau Pilkada, sumber memastikan hal itu bisa terjadi.

    “Tapi tak perlu menggunakan alat (GSM Module) tadi. Biasanya perlu NIK dan KK,” timpalnya. Sumber memastikan, NIK dan KK didapat secara manual. Bukan lewat aplikasi yang dimaksud oleh pelaku. Katanya, ada permainan orang dalam sehingga data NIK dan KK warga Batam disalahgunakan.

    Dari penelusuran POSMETRO.CO, Jumat (10/1) salah satu situs internet p-store.net menjual akun-akun WeChat yang fresh sudah PVA.
    Bagi pembeli akun akan mendapatkan: email terverifikasi dengan nomor HP, akan dikirimkan file XLS dengan detail nama user, password dan nomor telepon, akun WeChat berumur 15-35 hari Sudah PVA, garansi 1 minggu setelah pembayaran. Harga jual satu akun $1 atau setara Rp 15 ribu.

    Kanit Reskrim Polsek Batamkota Iptu Eka Putra mengakui, kasus ini sempat diungkapnya pada tahun 2016 lalu. Tapi kala itu, WeChat belum terlalu heboh.

    “Kita akan kembangkan sampai ke situ,” janji Putra menjawab pertanyaan POSMETRO.CO.(cnk)