
BATAM, POSMETRO.CO: Proyek Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau Waste Water Treatment Plant (WWTP) yang dikerjakan BP Batam sudah mencapai 78,2 persen. Progres pengerjaan ini disampaikan Kepala Bidang Pengelolaan Limbah BP Batam Iyus Rusmana, di Bida Marketing BP Batam, Batamcentre, Selasa (31/12).
“Progres pengerjaannya hingga Desember 2019 sudah capai 78,2 persen. Direncanakan Desember 2020, akan selesai,” paparnya.
Iyus mengatakan, pembangunan IPAL ini sangatlah diperlukan. Mengingat, saat ini Batam tidak lagi memiliki kemampuan mengolah limbahnya sendiri. Dimana jumlah limbah domestik dari aktivitas mandi, cuci, kakus bertambah setiap hari akibat pesatnya pertumbuhan penduduk Batam.
Di sisi lain, pembangunan IPAL ini juga sebagai bentuk pengamanan waduk dari limbah domestik, penataan sanitasi pemukiman penduduk dan penyehatan lingkungan permukiman, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Batam.
“Kami berharap masyarakat dapat menjadi lebih produktif dengan sistem pengelolaan air limbah permukiman ini. Tentunya yang ramah lingkungan, serta peningkatan estetika lingkungan,” katanya.
Ia mengakui ada beberapa proyek IPAL yang dikerjakan. Salah satunya IPAL Bengkong Sadai yang dibangun di atas lahan sekitar 7 hektare. Proyek ini dibiayai dari dana dukungan Pemerintah Korea Selatan melalui pinjaman lunak (soft loan) Economic Development Coorperation Fund (EDCF) sebesar USD 43 juta.
“Tapi prediksikan akhir tahun 2020 akan rampaung,” sebut Iyus lagi.
Nantinya, IPAL Bengkong Sadai ini akan memiliki kapasitas 20.000 meter kubik per hari atau 230 liter per detik. Dan mampu menghasilkan kompos sebanyak 18 kubik per hari.
Jelas Iyus, keberadaan IPAL ini sendiri menjadi prioritas BP Batam. Proyek IPAL sebelumnya yang dibangun pada 1995 dan hanya memiliki kapasitas 33 liter per detik.
“Kami ada upgarde sekitar 8 kali dari sebelumnya. Nantinya pupuk atau kompos dari IPAL ini bisa digunakan untuk penghijauan hutan kota, taman kota, dan taman-taman lingkungan,” ungkapnya.
Selain pembangunan IPAL, pihaknya juga telah melakukan pemasangan pipa dan sukses melakukan pemasangan 11.000 sambungan rumah. Dengan panjang sambungan mencapai 500 KM.
Hal senada juga dikatakan Syahril Japarin, Deputi IV/Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam. Keberadaan IPA bertujuan menjaga kualitas air sekaligus kesehatan masyarakat. Hal ini berdasarkan penetapan rencana sarana air limbah dan perlindungan terhadap sumber daya air.
“Inilah yang kami maksudk untuk meningkatkan sarana pengolahan air limbah dengan percepatan pembangunan sanitasi permukiman. Karena ini sangat penting bagi masyarakat dan lingkungan,” pungkasnya.(hbb)