Ditinggal Bapak dan Ibu Kandung, Bocah Dianiaya Ibu Tiri

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    AI, bocah 11 tahun korban penganiayaan, tampak matanya bengkak. (Posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Bocah laki-laki berusia 11 tahun berinisial AI kini dirundung sedih. Lebam di mata sebelah kirinya hingga kini masih membekas dan memerah. Bengkak di bagian kepala serta demamnya sudah mulai turun setelah babakbelur dihajar ibu tirinya, Suryati di Perumahan Hang Tuah Blok B 5 Nomor 1 Batamcentre, Jumat (27/12).

    “Sudah mendingan, cuma matanya masih perih dan merah separuh,” ujar Ahmad orang tua angkat AI dikonfirmasi POSMETRO.CO, Rabu (1/1) siang.

    Saat kejadian, Ahmad menyebut, dirinya tidak bersama AI. “Saya lagi di Botania, lalu ditelepon menyampaikan kabar buruk itu,” lanjutnya.

    Saat itu ibu tiri AI datang bersama seorang laki-laki untuk menjemput paksa AI balik ke kebun milik ibu tirinya yang berada di kawasan Duriangkang. Hutan seberang Legenda Malaka. AI tidak mau ikut. Karena ia sering mendapatkan kekerasan di rumah ibu tirinya tersebut.

    “Mamak jahat, salah sedikit main pukul,” ujar AI seperti diberitakan lindungianak.com, akhir tahun lalu.

    Tidak hanya ibu tiri, sambung Ahmad, seorang laki-laki yang dibawa ibu tirinya juga diduga ikut melakukan penganiayaan. Selain dipukul, korban ditendang hingga terpental dan diseret oleh laki-laki yang belum diketahui identitasnya tersebut. Rencananya korban mau diikat dan dibawa dengan sepeda motor pelaku. Korban tidak berhasil dibawa pelaku, namun sekujur tubuhnya mengalami sakit-sakit.

    Diakui Ahmad, setahun belakangan ini, AI tinggal bersama Ahmad Suroso di Perumahan Hang Tuah.

    “Setahun yang lalu ibu tirinya dan AI pernah tinggal di ruko kawasan Batamcentre dan bertetangga dengannya,” kenang Ahmad. Sejak itulah, AI betah tinggal sama Ahmad yang saat ini memberikan perlindungan kepadanya.

    Setahu Ahmad, AI ditinggalkan oleh ayah kandungnya di Batam bersama ibu tirinya. Menurut AI, ayah kandungnya sudah pulang kampung. Sementara ibu kandungnya tidak diketahui keberadaannya karena sudah 5 tahun lebih tidak berjumpa lagi. Sadar akan yang menimpa diri Al, usai kejadian dirinya langsung membawa AI berobat dan membuat laporan ke Polresta Barelang.

    “Sepertinya pelaku belum ditangkap,” kata Ahmad yang juga menunggu kabar dari pihak kepolisian.

    Ahmad selanjutnya juga membuat pengaduan ke Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri. Diakui Ahmad, kekerasan yang dialami AI adalah yang lebih parah dari sebelumnya yang pernah ia lihat.

    Ketua KPPAD Kepri, Erry Syahrial mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya advokasi ke Polres Barelang agar kasus tersebut jadi atensi pihak kepolisian, terutama di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Barelang.

    “Akan kita tindaklanjuti supaya kasus kekerasan pada anak ini menjadi atensi dan cepat diproses,” kata Erry. Terpisah, hingga berita ini diketik, Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Andri Kurniawan saat dikonfirmasi perkembangan kasus tersebut, belum memberi jawaban.(cnk)