Kades Berharap Program DPKP Angkat Ekonomi Petani Sagu

    spot_img

    Baca juga

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...
    spot_img

    Share

    Kepala Desa Teluk Kecamatan Lingga Utara, Safruddin. (Posmetro.co/mrs)

    LINGGA, POSMETRO.CO: Kepala Desa Teluk Kecamatan Lingga Utara mendukung program yang dibuat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Lingga dalam meningkatkan penghasilan rumah tangga tentang pengolahan sagu menjadi sirup.

    Kepala Desa Teluk Kecamatan Lingga Utara, Safruddin mengaku, kalau selama ini masyarakatnya mengolah sagu menjadi sagu lenggang, dan sulit mendapat pasaran.

    “Kita berharap adanya pelatihan sirup dari bahan sagu oleh DPKP akan menambah pengetahuan masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga dalam meningkatkan ekonomi masyarakat petani sagu umumnya di Kabupaten Lingga khusunya di Desa Teluk,” ungkap Safruddin, ketika ditemui POSMETRO.CO, Rabu (18/12).

    Lanjut dia, masyarakat Desa Teluk terdiri dari 150 KK, 40 persen menggantungkan hidupnya dari perkebunan sagu, yang sekarang ini menjual sagu ke pihak tertentu di Desa Tetangga, namun secara pengolahan dijadikan panganan tidak sebab sulit di pasarkan, apa lagi Desa Teluk jauh dari pusat keramaian.

    “Tapi dengan pelatihan pengolahan sagu menjadi sirup, dapat menghidupkan ekonomi masyarakat terutama bagi ibu-ibu rumah tangga, paling tidak dapat meningkatkan ekonomi keluarga,” harap dia.

    Dia juga mengaku, jika memang pelatihan yang di buat DPKP berjalan sesuai harapan, bahkan mudah mendapat pasaran, pihak desa akan berjibaku dalam meningkatkan ekonomi masyarakatnya dengan memproduk sirup sagu bersekala BUMDes.

    “Hasilnya akan kita lihat, mudah-mudahan dengan di jadikannya sirup, pemasarannyapun bagus, desa akan mensuport supaya secara ekonomi masyarakat akan terangkat melalui potensi sagu yang ada di desa kita,” kata dia dengan bersemangat.

    Lebih jauh Safruddin menceritakan, Desa Teluk merupakan salah satu desa dari 10 desa penghasil sagu, sekarang masyarakat mengolah secara manual untuk dijadikan sagu basah dan dijual ke pembeli terdekat.

    “Sekarang masyarakat menjual di penampung atau pembeli terdekat dengan kisaran harga Rp 1.250.000, dalam 1 ton. Kalau jual di Daik atau Kerandin 1 ton di jual Rp 1,5 juta. Kendala transportasi membuat petani sagu sulit mengantar ke pembeli yang lebih tinggi,” jelasnya lagi.

    Dia juga mengaku, dalam satu bulan, Desa Teluk bisa menghasilkan sagu basah 90 sampai dengan 100 ton perbulannya, yang di olah petani sagu itu sendiri.

    “Masing-masing petani sagu mengolah sendiri di bangsal pengolahan mereka, mulai dari menebang, menggolek, mengupas dan memarut untuk dijadikan sagu basah,” pungkasnya.(mrs)