Separuh Pulau Belakang Padang Terdampak Limbah Minyak Hitam

    spot_img

    Baca juga

    Bentrok Berdarah di Kos-kosan Bengkong Indah

    BATAM, POSMETRO: Tersinggung dituduh selingkuh dengan pacar temannya, Satria...

    Ansar Melepas Jalan Santai Ilunisda Tanjungpinang

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yang...

    Gubernur Ansar dan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang Rayakan Persaudaraan di Reuni Akbar

    KEPRI, POSMETRO: Ikatan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang (ILUNISDA) menggelar...
    spot_img

    Share

    Limbah minyak hitam membekas di tiang pelantar boat pancung Pulau Belakang Padang. (Posmetro.co/cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO: Limbah minyak hitam kembali mencemari perairan Kecamatan Belakangpadang beberapa hari ini. Kejadiaan ini menjadi kekhawatiran masyarakat khususnya para nelayan.

    Yudi Admadjianto, Camat Belakangpadang mengakui bahwa beberapa hari ini minyak hitam itu sudah mencemari Pulau Peanwar Rindu. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti asal limbah minyak tersebut.

    “Kamis (14/11) sudah nampak. Tapi, yang parahnya Sabtu (16/11) kemarin warnanya pekat. Kemungkinan tumpahan dibawa angin dari luar,” ujarnya saat dikonfirmasi POSMETRO.CO, Senin (18/11).

    Untuk saat ini, kata Yudi, keberadaan minyak itu sudah berkurang. Karena kemarin, tim dari Pertamina Sambu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam dan warga setempat turun ke lapangan membersihakan limbah minyak tersebut.

    “Sabtu kemarin, Pertamina Sambu menyemprotkan OSD oil spill dispersant sebanyak empat liter kemarin. Tim DLH mengambil sampel, siangnya tim dari DLH Provinsi juga turun ambil sampel juga. Ada kapal patroli juga,” jelas Yudi.

    Dampak buruk pencemaran minyak di laut, kata Yudi, sangat merugikan masyarakat terutama peralatan milik nelayan tidak dapat digunakan. Lanjutnya, dari informasi di masyarakat setempat, kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa tahun lalu.

    “Ini kejadian sekian kalinya. Karena beberapa tahun lalu juga juga pernah terjadi. Yang kena imbas boat (Kapal) dan alat jaring nelayan. Kalau biasanya anak-anak bisa berenang untuk sekarang tidak bisa,” papar mantan Kabag Humas Setdako Batam itu.

    Yudi menyebutkan, ada beberapa kawasan di Belakangpadang yang terdampaknya. Di antaranya, Dataran Lang-Lang Laut, Kampung Bugis Batu Gajah, Kampung Tanjung, Dapur Arang, dan kebun Tempang. Pihaknya berharap agar bisa segera ditemukan penyebab limbah minyak ini.

    “Sudah separuh Belakangpadang yang kena. Kalau kerugian belum terhitung karena banyak boat yang terdampak. Kita berharap ada solusinya biar nelayan bisa beraktivitas lagi. Karena dampaknya ini sangat berpengaruh,” harap Yudi.(hbb)