XL Siapkan Mahasiswa Beradaptasi dengan Trend Industri 4.O

    spot_img

    Baca juga

    Modena Memperkenalkan Cooker Hood AX Series

    >>> Untuk Pengalaman Memasak Lebih Modern BATAM, POSMETRO.CO : Modena,...

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...

    Cara Diam Kapolda Kepri dalam Menyalurkan Bantuan 

    BERBUAT diam-diam, diam-diam berbuat. Itulah yang dilakukan Kapolda Kepri...
    spot_img

    Share

    Foto bersama dengan para mahasiswa angkatan ke-6 yang lolos program XL Future Leaders (XLFL). (Posmetro.co/ist)
    BATAM, POSMETRO.CO: Mereka bersaing secara ketat. Kuotanya terbatas. Dari 17.000 lebih pendaftar, 150 mahasiswa yang lolos program XL Future Leaders (XLFL) ini. Para mahasiswa XLFL berasal dari semua provinsi di Indonesia di antaranya; Aceh, Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, NTT, hingga dari Sorong, Papua. Bahkan tahun ini merupakan mahasiswa angkatan ke-6 yang telah menyelesaikan masa belajarnya selama dua tahun.
    “Sebanyak 150 mahasiswa diwisuda, sesuai dengan total jumlah peserta program untuk satu angkatan,” ujar Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswar ini menyematkan tanda kelulusan kepada para mahasiswa angkatan ke-6 tersebut, dalam rilisnya, Minggu (17/11).
    Selanjutnya, Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih mengatakan, dari program tersebut pihaknya sudah meluluskan 6 angkatan dengan total 850 mahasiswa. Dengan mahasiswa angkatan baru ini, sekarang ada sebanyak 300 mahasiswa yang sedang mengikuti program.
    “Satu hal yang juga membuat kami senang, meski tak menjadi pertimbangan khusus pada seleksi, mahasiswa yang terpilih pada program kami ini, juga para alumni, berasal dari hampir seluruh provinsi yang ada di Indonesia,” jelas Tri. Tri menyebut, sebagian dari mereka yang telah lulus kini berkiprah di daerah asal melalui beragam aktivitas bisnis, pemerintahan, maupun proyek sosial.
    Para mahasiswa yang tahun ini menyelesaikan masa belajar berasal dari 35 perguruan tinggi negeri dan swasta yang terbesar di berbagai kota. Sementara itu, mahasiswa peserta baru berasal dari 45 perguruan tinggi yang berlokasi di 20 provinsi. Dari sisi gender, komposisinya juga cukup berimbang, yaitu 72 perempuan dan 78 laki-laki.
    Mereka pun berasal dari berbagai disiplin ilmu, baik eksakta maupun sosial. “Memang program XLFL tidak membatasi para peserta dari sisi disiplin ilmu di perguruan tinggi masing-masing. Kurikulum XLFL lebih menekankan pada pengembangan soft skills,” terangnya.
    Peserta XL Future Leaders baru merupakan mahasiswa tahun kedua dan ketiga atau masuk semester ketiga dan kelima, dengan jurusan baik dari rumpun ilmu eksakta maupun ilmu sosial. Program XL Future Leaders terbuka untuk semua jurusan karena kurikulum yang diajarkan lebih mengedepankan penguasaan peserta atas berbagai soft skills yang bertumpu pada kemampuan dalam komunikasi yang efektif, kemampuan mengelola perubahan, serta inovasi dan kewirausahaan.
    Soft skills yang diajarkan tersebut akan membekali kemampuan para alumni untuk mampu antara lain beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan dan segala kegiatan di dalamnya. “Mereka akan mudah untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif, juga berpikir secara kritis,” tambah Tri. Kurikulum yang diterapkan juga sejak awal, sudah dirancang dengan menyesuaikan pada perkembangan era digital hingga beberapa tahun ke depan. “Apa yang diajarkan juga akan tetap relevan untuk diaplikasikan di masa ketika digitalisasi semakin mempengaruhi berbagai sisi kehidupan,” katanya.
    Menciptakan solusi berbasis IoT
    Bersamaan dengan acara XL Future Leaders National Conference 2019 sepanjang akhir pekan, 15-17 Oktober 2019 ini, juga diselenggarakan eksibisi beragam prototipe layanan Internet of Thing (IoT) inovatif yang dibuat oleh para mahasiswa XLFL sebagai salah satu tugas belajar mereka. Ada 25 prototipe IoT yang dibuat dan selanjutnya dinilai oleh tiga orang juri untuk memilih yang terbaik.
    Ketiga juri merupakan para ekspert di bidang IoT, yaitu Teguh Prasetya, Ketua Asosiasi IoT Indonesia, Soegijanto, Senior Manager Business Development Polytron, dan Feby Sallyanto, Chief Enterprise and SME Officer XL Axiata.
    Beberapa prototipe layanan IoT yang dibuat para mahasiswa merupakan solusi untuk layanan publik, seperti antara lain untuk pengelolaan sampah, antisipasi bencana, pengelolaan sumber air, peningkatan layanan transportasi, hingga perlindungan satwa langka. Selanjutnya juga ada propotipe yang ditujukan sebagai solusi IoT untuk perkebunan yang memiliki kemampuan memantau kondisi tanah, kebutuhan pupuk, hingga kesehatan tanaman.
    Ada pula solusi bagi para peternak, juga bagi kalangan pengusaha UKM agar mampu mengelola persediaan dan pasokan barang. Tidak ketinggalan, beberapa prototipe lebih ditujukan ke perorangan, mulai dari solusi untuk memantau anak berkebutuhan khusus, memastikan kesehatan tubuh, hingga menjaga kesehatan ibu hamil.
    Untuk mahasiswa angkatan tahun 2017 / Batch 6 memang ditugaskan membuat proyek solusi digital berbasis IoT. Pertimbangannya tidak lain agar para mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan kondisi terkini di industri pada umumnya yang semakin beradaptasi dengan teknologi digital.
    Lebih dari itu, di era industri 4.0 di mana saat ini trend industri memang sedang menuju ke sana, teknologi IoT diprediksi akan menjadi penopang utama. Pengenalan teknologi IoT pada para mahasiswa setidaknya akan menjadi dasar bagi mereka beradaptasi dengan teknologi tersebut, sehingga mereka sudah siap dengan solusi serba IoT di saat nanti mulai terjun di dunia kerja.
    Untuk menjalakan project IoT ini, XLFL mendapat dukungan dari 9 kampus, yakni Institut Pertanian Bogor, Politeknik Negeri Jakarta, Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Politeknik Bandung, Universitas Gadjah Mada, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Brawijaya, dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.(*/cnk)