Museum Raja Ali Haji Siap Dikenalkan di HJB ke -190

    spot_img

    Baca juga

    spot_img

    Share

    Tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI saat meninjau Museum Raja Ali Haji waktu di Engku Putri Batamcentre, Batam. (Posmetro.co/ist)
    BATAM, POSMETRO.CO: Museum Raja Ali Haji dalam waktu dekat akan segera dikenalkan kepada masyarakat luas. Bekas Astaka MTQ Nasional itu disulap menjadi bangunan yang punya ‘nilai jual’ bagi wistawan mancanegara (Wisman) maupun lokal.
    “Museun Raja Ali Haji akan kita kenalkan saat HUT Kota Batam yang digelar Desember nanti,” kata Ardiwinata, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam itu, Minggu (17/11).
    Sambungnya, waktu lalu tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, telah meninjau museum tersebut. Dari tinjauan itu ada beberapa bagian yang harus diperbaiki. Sekitar Rp500 juta, anggarab yang digelontorkan untuk revitalisasi museum Raja Ali Haji
    “Saat ini museum tengah dalam perbaikan. Ada beberapa bagian yang dibantu Kemendikbud. Kita bersyukur akhirnya Batam punya museum seperti kota-kota lainnya,” jelas Ardi.
    Revitalisasi museum meliputi perbaikkan pendingin ruangan, lantai, galeri hingga papan nama museum. Pengerjaan ditargetkan selesai hingga Desember mendatang bertepatan pada Hari Jadi Batam (HJB) ke-190 tahun.
    “Sudah mulai kerja. Kontraknya selesai tahun ini. Jadi pas HUT Batam nanti akan ada soft launching. Pak Wali (HM Rudi) yang akan meresmikannya,” papar mantan Kabag Humas Sekdako Batam itu.
    Ardi menjelaskan di dalam museum sudah terisi beragam alat peninggalan sejarah. Menjadi destinasi yang menjual bagi masyarakat, dan pelajar. Ia juga berharap keberadaan museum ini bisa menjadi daya tarik baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
    “Kami ingin masyarakat tahu sejarah kota ini, melalui peninggalan sejarah terutama bagi generasi-generasi saat ini. Dan tentu saja kami berharap museum ini masuk dalam tujuan wisman. Ada semua benda bersejarah. Jadi pasti ada nilai jualnya bagi wisman,” harapnya.
    Mengenai operasional museum nanti, Ardi menuturkan masih perlu pembahasan lebih lanjut. Ini menyangkut biaya masuk pada saat pengunjung masuk ke museum.
    “Saat ini yang penting kita memperkenalkan dulu. Kalau soal itu perlu Perda nanti, ini yang nantinya akan dibahas lebih lanjut,” ucap Ardi.
    Terpisah Ketua Lembaga Ada Melayau (LAM) Kota Batam Nyat Kadir mengaku sangat setuju revitalisai gedung Astaka MTQ di Engku Putri, Batamcentre untuk dijadikan museum. Salah satunya berada di pusat kota mudah dijangkau. Selain itu, kawasan ini tempat berkumpulnya masyarakat dan berdekatan dengan pelabuhan Internasional.
    “Manfaatnya bagi LAM Batam Khazanah peninggalan sejarah dan budaya melayu dapat dilestarikan. Selai itu bisa dikenal oleh masyarakat, wisatawan nusantara, dan mancanegara,” harapnya.
    Nyat juga menyebutkan museum ini bisa jadi pusat kajian bagi sejarawan dan budayawan. Ia menyarankan agar koleksi batang antik Melayu dapat dipinjam pakai untuk koleksi mengandung nilai sejarah di dalamnya.
    “Dulu saya sudah punya rencana bikin museum di gedung LAM. Tapi dengan adanya museum di Engku Putri akan sangat membantu sekali. Isi museum diisi dengan benda-benda sejarah Melayu seperti peralatan pengatin Melayu lama dan lainnya,” pesan anggota DPR RI itu.(hbb)