Gas Melon Langka, Pertamina Ancam akan Sidak

    spot_img

    Baca juga

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...

    Cara Diam Kapolda Kepri dalam Menyalurkan Bantuan 

    BERBUAT diam-diam, diam-diam berbuat. Itulah yang dilakukan Kapolda Kepri...

    Marlin Agustina Dukung Penuh Pengembangan SDM Unggul di Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Wakil Gubernur Kepri, Hj Marlin Agustina...
    spot_img

    Share

    Salah satu pangkalan yang tak bisa menjual gas 3 kilo, karena habis stoknya. (Posmetro.co/cnk)
    BATAM, POSMETRO.CO: Langkanya gas elpiji 3 kilo atau gas melon di sejumlah wilayah di Batam, agaknya menjadi ‘tamparan’ bagi instansi terkait terutama pihak Pertamina dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam.
    Sebab, kelangkaan gas bersubsidi pemerintah itu luput dari pengawasan. Namun, Willy Handoko, Junior Sales Executive LPG Pertamina Kepri berkilah itu bukanlah kelangkaan gas elpiji 3 kilo. Willy Handoko menyebut, kelangkaan itu tergantung orang yang mendefinisikannya. Sebab, pihaknya setiap hari keliling ke pangkalan elpiji.
    “Misal ada yang ngantri sekitar 20 orang, lalu apakah itu dibilang langka. Sementara jadwal pengantaran agen berbeda-beda. Ada pukul 13.00 atau pukul 14.00 WIB,” jelas Willy Handoko kepada POSMETRO.CO, Selasa (12/11). Lanjut dia, untuk wilayah Batuaji-Sagulung saat ini ada sekitar 490 pangkalan.
    Katanya itu sudah seperempatnya pangkalan di Batam dan penyalurannya sekitar 10 ribuan tabung per hari.
    “Masyarakat hanya panik karena ada isu gas melon langka jadi ada yang stok sampai beli lima tabung sekaligus. Jadi stok di pangkalan jadi pindah ke dapur warga,” jelasnya. Willy Handoko menegaskan, isu kelangkaan itu dibarengi dengan adanya kabar pencabutan subsidi gas melon, itu tidaklah benar.
    “Mana ada pencabutan subsidi elpiji 3 kilogram,” tegasnya.
    Lanjut Willy Handoko, gas elpiji itu dikatakan langka bila dalam beberapa hari misal 1-2 hari tak ada gas elpiji di pangkalan. “Artinya suplay tak sesuai demand,” singgung dia.
    Tapi kalau cuma pagi mengantri, tapi sorenya sudah dapat lagi itu, katanya itu bukan ada  kelangkaan.
    “Aturannya satu KK boleh dapat dua tabung gas melon. Tapi tak ideal ketika semua orang beli dua. Sekarang karena panik banyak yang stok. Seperti pada suasana lebaran,” terangnya.
    Pihaknya mengimbau, agar masyarakat jangan panik. Pertamina tidak sama sekali mengurangi alokasi.
    “Jangan panik tapi beli sesuai dengan kebutuhan. Nggak usah stok di rumah,” pintanya. Selain itu, bagi masyarakat yang mampu tak usah ikut-ikut beli yang gas elpiji 3 kilo. Harusnya diganti dengan gas yang non subsidi.
    “Ada kok yang pakai mobil tapi beli gas melon, padahal itu khusus untuk masyarakat miskin,” sebutnya lagi.
    Pihaknya menegaskan kepada pangkalan agar melayani warganya sendiri. “Bila kedapatan pangkalan menjual ke pengecer dalam jumlah yang banyak misal 10 tabung atau lebih akan kita kurangi kuotanya,” tambah Willy Handoko.
    Namun, dalam waktu dekat, pihaknya bersama Disperindag Kota Batam akan lakukan sidak, mengincar pangkalan dan pengecer yang nakal.
    “Jika ada satu hari jual 100 tabung berarti ada indikasi jual ke pengecer. Sebab dengan banyaknya pengecer harga yang dijual sudah ngaco di Rp 23-25 ribu. Ini tidak bisa kita biarkan,” tutupnya.(cnk)