BATAM, POSMETRO.CO: Selain aksi lapangan dalam upaya melakukan konservasi sumber daya air baku di Batam, menurut Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto, Batam butuh kebijakan strategis yang terhadap upaya konservasi air baku. Dia memperkirakan, setidaknya ada 5 kebijakan strategis yang sebaiknya dijalankan.
Pertama, tetap menjaga DTA sebagaimana fungsinya. Artinya, jangan ada alih fungsi lahan yang bisa merusak tata kelola air.
Dua, menjaga setiap buangan air yang masuk ke dalam wilayah Dam. Buangan-buangan itu harus sudah di-treatment.
“Ini penting guna menghindari penurunan kualitas dan proses pendangkalan di Dam,” ujar Benny.
Ketiga, membatasi industri yang menggunakan banyak air. Seperti pengolahan limbah plastik, daur ulang kertas, dan lain sebagainya. Industri-industri seperti itu tidak cocok dengan kondisi keterbatasan air yang ada di Batam.
Keempat, jangan membiarkan air hujan dengan segera melimpah ke laut. Harus ada sistem yang dibangun agar air hujan tidak terbuang sia-sia. Misalnya membangun embung-embung untuk menampung air. Sehingga air hujan tertampung sebelum sampai ke laut.
Kelima, menghemat air dengan menggunakan metode Reduce, Reuse, dan Recycle, atau yang lebih dikenal dengan 3R. Ini adalah salah satu cara yang bisa dijalankan agar Batam bisa bertahan seperti negara tetangga, Singapura.
“Singapura juga tak punya sumber air yang cukup, tapi mampu menopang kebutuhan air bagi warganya,” jelasnya.
Menurut Benny, Batam harus waspada terhadap kondisi air baku sekarang. Butuh komitmen, konsistensi dan tanggungjawab buat masa depan air di Batam. Karena keberlanjutan akses terhadap air tidak terjadi dengan sendirinya.
“Sangat tergantung dari kesadaran kita untuk menjaga sumber air yang ada dan memanfaatkannya secara bijak,” imbuhnya.(*/hbb)